Suku Maasai dikenal luas sebagai salah satu suku yang sangat menjaga adat istiadat serta budaya mereka.
Di tengah perkembangan zaman, teknologi, dan digital yang pesat, Suku Maasai bahkan masih tidak terpengaruh atau merubah cara hidup mereka.
Menurut laman Maasai Association, sebuah lembaga yang dikelola untuk mempromosikan budaya serta menggalang dana bagi Suku Maasai, suku ini adalah suku asli yang berasal dari Tanzania.
BACA JUGA:Tradisi Wanita Dicambuk Suku Hamar, Semakin Keras Semakin Cinta
Suku Maasai dikenal dengan tradisinya yang unik yaitu berburu singa sebagai salah satu syarat untuk dapat menjadi seorang prajurit.
Berburu singa biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dengan menggunakan tombak bersama dengan kelompoknya.
Mereka yang berhasil melumpuhkan singa akan dianggap dewasa dan memiliki derajat yang lebih tinggi.
Namun, tak sembarang singa boleh Suku Maasai buru. Singa betina dan dan yang terluka adalah singa yang masuk kategori pengecualian dalam tradisi ini.
BACA JUGA:Suku Wodaabe Menikah Sejak Kecil, Tradisi Menculik Istri Orang
Tradisi ini sah dilakukan Suku Maasai sejak zaman dahulu. Tanpa melakukan tradisi berburu singa, seorang anak laki-laki tidak akan pernah dianggap cukup dewasa.
Dan hasilnya, mereka juga tidak akan bisa menjadi seorang prajurit. Yang bukan hanya melindungi diri dan keluarga, tetapi juga tanah tempat tinggal mereka, ternak, dan sukunya.
Suku asli Afrika ini juga terkenal karena sangat tangguh, apalagi dengan tinggi badan rata-rata 1,8 meter. Walau tubuh mereka terlihat kurus, prajurit Suku Maasai punya kekuatan yang sulit ditandingi.
BACA JUGA:Suku Mosuo, Perempuan Berkuasa Penuh, Bebas Pilih Pria Diajak Tidur, Tanpa Nikah
Ketangguhan ini bukan hanya dialamatkan pada para prianya saja, tetapi juga para wanita. Sebab selain berburu singa, baik pria maupun wanita Suku Maasai mesti melakukan 'sunat' sebagai salah satu syarat agar dianggap sebagai orang yang telah dewasa.
Prosesi pemotongan itupun dilakukan tanpa menggunakan obat bius atau tenaga ahli. Serta dilakukan dengan menggunakan benda tajam yang ditemukan di sekitar mereka. Meski praktik ini sudah ditentang organisasi dunia, nyatanya masih sangat sulit melepaskan tradisi yang satu ini dari Suku Maasai.
Orang Masai paling senang mendirikan perkampungan di kawasan pegunungan. Ada yang tinggal di sekitar pantai, tetapi hanya untuk mencari nafkah dengan berjualan cenderamata kepada turis.