Mereka juga sering kali meminjamkan segala perlengkapan, jika ada warga desa lain yang membutuhkannya.
Namun sayangnya, banyak warga yang tidak jujur saat meminjam barang, hingga akhirnya membuat hubungan tersebut menjadi rusak.
Karena kejadian tersebut terjadi berkali – kali, akhirnya Suku Oni memilih untuk hidup menjauh dari warga sekitar, dan lebih suka menutup diri.
Dan setelah mengisolasi diri, Suku Oni mulai menyeleksi orang – orang dari luar desa, jika ingin berkomunikasi dengan mereka.
Kebanyakan suku Oni menyukai teritori sebagai tempat mereka tinggal, khususnya, di gua-gua yang lokasinya berada di pegunungan sekitar Bone.
Beberapa diantaranya, ada yang tinggal di sebuah dusun bernama Dekko Mappesangka Ponre, Kabupaten Bone.
Atau Lebih tepatnya, di gua – gua yang berjarak sekitar 60 km dari Kota Watampone, ditambah dengan berjalan kaki sejauh 3 mil.
BACA JUGA:Suku Himalaya, Menikah Saat Masih Perawan Dilarang
BACA JUGA:Pulau Terlarang Dijaga Pasukan Gaib, Berkunjung Harus Seizin Suku Sasak
Keseharian dari Suku Oni di Bone, mereka suka menggunakan pakaian terbuat dari kulit kayu, yang dianyam menjadi pakaian.
Dan untuk makan sehari-hari, mereka bergantung pada buah-buahan yang tumbuh di hutan, atau di sekitar gua tempat mereka tinggal.
Berdasarkan pengalaman dari orang – orang sempat berkunjung ke pemukiman masyarakat Oni, diceritakan bahwa perabot gua terbuat dari batu.
Termasuk juga, peralatan makan seperti piring, cangkir, mangkuk, teko, dan lain-lain.
Selain itu, terdapat pula barang unik lain yang lapisannya terbuat dari emas.
Namun tidak diketahui dengan pasti, jenis perabot apa saja, dan kenapa memilih emas sebagai lapisannya.
Kemungkinan, karena mereka pernah hidup, dan berada di lingkungan orang-orang kerajaan zaman dahulu.