Selain Suku Rejang, suku asli yang juga turut mendiami Provinsi Bengkulu adalah Suku Serawai.
Suku Serawai juga akrab disebut sebagai bagian dari Suku Besemah, Pagar Alam, Sumatera Selatan. Alasannya, suku ini merupakan kelompok sosial yang mendiami di kawasan alur Bukit Barisan sebagaimana umumnya Suku Besemah.
BACA JUGA:Misteri Suku Orang Bunian, Suka Menyembunyikan Manusia dan Dinikahkan
Di samping itu, mereka memang banyak mendiami wilayah Manna dan Bintuhan Bengkulu Selatan yang berbatasan langsung dengan pusat Suku Besemah di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Dalam interaksi sehari-hari, mereka menggunakan bahasa Serawai yang memiliki tingkat kemiripin tinggi dengan dialek masyarakat Suku Besemah.
2. Suku Lembak
Suku Lembak atau Melayu Lembak bisa juga disebut orang Linggau. Suku bangsa ini terdiri dari kelompok etnik yang mendiami daerah-daerah di Provinsi Bengkulu sebagian lagi di Sumatra Selatan yang paling besar adalah di Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Bukan Suku, Ini 9 Kota Terkenal Penghasil Wanita Cantik di Indonesia, Nomor 8 Idaman Pria
Dari beberapa Literatur Suku Lembak berdasarkan jenisnya adalah Suku Melayu dikarenakan bahasa, adat-istiadat, dan budaya Suku Lembak tidak jauh berbeda dengan masyarakat Melayu pada umumnya.
Suku Lebak terbagi jadi tiga yaitu Lembak Lapan, Lembak Bulang, dan Lembak Beliti.
4. Suku Enggano
Suku Enggano adalah sebuah kelompok yang mendiami Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu dekat barat daya lepas pantai Pulau Sumatra. Populasi suku ini berjumlah sekitar 2.691 jiwa tersebar dalam 6 desa.
Kata Enggano sendiri diambil dari Bahasa Portugis yang artinya ‘salah’ atau ‘kecewa’. Pulau ini terkenal dengan keunikan dari segi sektor pariwisata dan memiliki banyak terumbu karang.
BACA JUGA:9 Suku Asli Indonesia Terancam Punah, Nomor 7 Karena Miras dan HIV/AIDS
Suku Enggano juga disebut sebagai suku yang terasing. Disebut terasing karena mereka bermukim di daerah Pulau Enggano yang berjarak lumayan jauh dari Kota Bengkulu.
Populasi mereka juga tidak sebanyak suku-suku lain di Bengkulu. Suku Enggano juga memiliki bentuk kebudayaan sendiri, baik dari segi pakaian, bahasa, dan senjata-senjata tradisionalnya.