RADARMUKOMUKO.COM – Penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease atau LSD jelang Idul Adha ini semakin cepat.
Hal ini membuat jumlah peternak sapi terutama peternak sapi di Pasuruan menjadi resah.
Vaksinasi pun dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit agar cenderung lambat.
‘’Terus terang peternak resah. Kemarin ada PMK sekarang LSD. Regenerasi sapi terganggu, banyak berternak yang mengurangi Sapi. Yang dijual di pasaran berkurang sampai 40 persen,’’ kata Mahummad Habibi selamu Ketua Paguyuban Peternak dan Pedagang Daging Sapi Pasuruan Raya.
BACA JUGA:Ini Reaksi K.H Ma'ruf Amin Terkait Penyataan Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Alquran Karangan Nabi
Habibi juga menyebut bahwa anggota paguyuban yang dia pimpin mencapai 864 orang yang 344 orang diantaranya adalah peternak sedangkan lainnya pedagang daging.
Iya mengaku akan terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan guna membantu sosialisasi vaksinasi.
‘’Kami akan terus koordinasi sama dinas, bantu sosialisasi soal vaksin. Memang banyak peternak yang ogah sapi di vaksin dengan berbagai alasan,’’ terangnya.
Selain meningkatkan kesadaran vaksin, Habibi juga mengakui terdapat adanya keterbatasan petugas di lapangan yang menyebabkan vaksinasi pencegahan LSD menjadi lambat.
‘’Memang Baduga sangat minim, satu kecamatan cuma satu petugas medis hewan,’’ tambahnya.
BACA JUGA:Menjadi Provinsi dengan Luas Perkebunan Sawit Terbesar, Inilah Sejarah Awal Kebun Sawit di Riau
Melansir dari beberapa sumber, Dinas peternakan setempat sebenarnya sudah mengantisipasi adanya penyebaran LSD sejak tahun lalu.
Vaksinasi pun sudah dilakukan mulai Oktober 2022 namun belum optimal. Sebanyak 61.330 vaksin sudah dialokasikan, namun yang sudah tiba baru 29109 vaksin.