RADARMUKOMUKO.COM – Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman, salah satunya suku. Setiap wilayah punya suku yang berbeda. Suku-suku itu juga memiliki kebudayaan dan tradisi yang berbeda. Hal ini membuat Indonesia semakin kaya akan keberagaman.
Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara memiliki keindahan alam yang sangat memukau. Selain itu, pulau ini juga kaya akan keberagaman. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya suku yang kaya akan budaya, yang mendiami wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
BACA JUGA:Suku Pesisir Sumatera Utara, Membedakan dengan Suku Batak
BACA JUGA:4 Aturan Hidup Suku Kubu, Dilarang Berduaan Hingga Pindah Jika Keluarga Meninggal
Bahkan, kebudayaan suku-suku lokal di wilayah itu masih lestari hingga saat ini, meski telah banyak berakulturasi dengan budaya luar. Kebudayaan di daerah ini, menjadi salah satu daya darik wisatawan dari berbagai belahan bumi.
Sepintas sejarah suku bali, Suku Bali adalah suku bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Menurut hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, ada kurang lebih 3,9 juta orang Bali di Indonesia. Sekitar 3,3 juta orang Bali tinggal di Provinsi Bali dan sisanya terdapat di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, Bengkulu dan daerah penempatan transmigrasi asal Bali lainnya.
Yang perlu diketahui, Suku Bali adalah sekelompok masyarakat asli Bali yang mewarisi kebudayaan nenek moyang dan masih bertahan hingga saat ini. Pulau Bali umumnya terdiri dari dua kelompok masyarakat, yaitu pendatang dan suku Bali.
Asal usul suku Bali dilansir dari wikipedia terbagi ke dalam tiga periode atau gelombang migrasi
Gelombang pertama terjadi sebagai akibat persebaran penduduk yang terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah.
Gelombang kedua terjadi secara perlahan selama masa perkembangan agama Hindu di Nusantara.
BACA JUGA:Ini Asal Usul 7 Suku Pendatang di Indonesia Awal Urusan Ini, Lama-Lama Jadi Betah
BACA JUGA:12 Suku Minang di Negeri Sembilan dan Sejarahnya
Gelombang ketiga merupakan gelombang terakhir yang berasal dari Jawa, ketika Majapahit runtuh pada abad ke-15—seiring dengan Islamisasi yang terjadi di Jawa—sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk melestarikan kebudayaannya di Bali, sehingga membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa klasik dengan tradisi asli Bali.
Kamandoko melalui bukunya bertajuk Ensiklopedia Pelajar dan Umum menyebutkan bahwa masyarakat pendatang di Bali bukan hanya berasal dari Indonesia saja, tetapi juga warga asing.
Disisi lain jika mendengar Bali, salah satu yang teringat adalah tempat wisata yang begitu indah. Banyak yang menganggap jika gadis Bali cantik-cantik. Bahkan, kecantikan gadis Bali sudah dikenal diberbagai negara.