Asal kata “Sakai” sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan kata Sakai tersebut berasal dari nama pohon yang banyak tumbuh di Kecamatan Mandau, yaitu pohon “Sikai”. Informasi lainnya mengatakan kata Sakai itu adalah dari Sungai, yaitu sungai Sikai.
Menurut keterangan para tetua Sakai, nama Sakai baru ada sejak zaman penjajahan Jepang. Sebelum itu Suku Sakai dikenal dengan nama ”Uang Daek” (orang darat) atau suku ”Pebatin”.
Suku Bonai
Asal kata Bonai sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun dalam masyarakat Suku Bonai berkembang 2 versi tentang asal usul mereka. Pertama menerangkan bahwa nenek moyang mereka adalah berasal dari Borneo (Kalimantan) yang datang menyusuri muara Sungai Rokan ke arah hulu, dan sampailah mereka ketempat pemukiman sekarang.
Menurut sejarah nenek moyang suku Bonai dipimpin oleh 2 orang bersaudara, yaitu Sultan Janggut yang menjadi cikal bakal orang Sakai dibagian hilir Sungai Rokan dan Sultan Harimau yang menjadi cikal bakal orang Bonai.
Menurut cerita singkat setelah mereka bertemu diantara Rokan Kiri dan Rokan Kanan (kuala sako). Kedua beradik tersebut berpisah mencari pemukiman masing –masing. Sultan Janggut menyusuri sungai Rokan Kanan dan Sultan Harimau menyusuri sungai Rokan Kiri kearah hulu sungai diyakini oleh mereka bahwa Sultan Harimau berasal dari Borneo, sehingga kata Bonai dianggap berasal dari kata tersebut. BACA JUGA:Sejarah dan Aturan Suku Kubu atau Orang Rimba, Berduaan Dihukum Dikawin Paksa
Cerita versi ini sulit diterima kebenarannya, karena secara Geohistoris tidak ditemukan bukti-bukti tentang adanya migrasi orang “Borneo atau selebes” kewilayah pedalaman Sumatera bahkan bahkan menurut Alimandan (P3-S, 1989), bahwa nama Sultan Harimau yang dipercayai sebagai nenek moyang orang Bonai berasal dari Borneo (Kalimantan) yang dengan jelas tidak ada harimaunya.
Versi kedua, menerangkan asal usul nenek moyang orang Bonai adalah berasal dari kerajaan Pagaruyung. Terlepas dari mitos misi “Rakit Kulim” Datuk Papatih Nan Sebatang yang juga berkembang dalam masyarakat Bonai, seperti yang terjadi dalam orang Talang Mamak. BACA JUGA:Suku Minangkabau, Sejarah dan Tradisi Yang Melegenda
Cerita ini cukup masuk akal dan mudah diterima jika dikaitkan dengan kebudayaan dan sistem kekerabatannya yang ada pada suku Bonai. Bukti konkritnya adalah orang Bonai mengenal sistem kekerabatan seperti orang minang kabau.
Mereka mengenal Ninik Mamak dan hubungan dengan pihak keluarga ibu sangat dekat (matrilineal) selain itu mereka juga mengenal suku-suku sebagai cerminan keluarga dan garis keturunanya.
Suku Hutan
Suku Hutan adalah salah satu kelompok masyarakat asli di Provinsi Riau.
Daerah persebaran mereka terutama berpusat di beberapa daerah di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kampar.
Suku Hutan disebut merupakan pecahan kelompok Melayu dari rakyat Kerajaan Gasib. Gasib yang mundur karena serangan Aceh, kemudian digantikan Kerajaan Siak di tahun 1723.
Konon tersingkirnya Gasib oleh Siak, menjadi awal pengasingan Suku Hutan ke daerah pedalaman. Sebab menghindari ajaran Islam yang luar biasa kuat di Kerajaan Siak. BACA JUGA:Mandailing Mengaku Bukan Suku Batak dari 8 Suku Asli Sumatra Utara Berikut Alasannya
Mereka mengasingkan diri sampai ke pulau Bengkalis dan pulau Rangsang. Hidup dengan membuat kampung di kedalaman hutan. Hal inilah yang membuat mereka kemudian dikenal sebagai Suku Hutan.