Mengenal Redenominasi, Penghapusan Angka Nol Dalam Mata Uang

Minggu 22-01-2023,05:00 WIB
Editor : Team Radar Mukomuko

RADARMUKOMUKO.COM - Pada beberapa waktu yang lalu, terdapat sebuah kabar dari pemerintah bahwa akan dilakukannya redenominasi pada mata uang rupiah.

Kabar tersebut di sampaikan melalui Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 yang salah satunya menjelaskan tentang Rancangan Undang-undang tentang Redenominasi Rupiah.

BACA JUGA:Dibatasi, Ini Caranya Tambah Kuota BBM Subsidi 20 Liter Menjadi 60 Liter Perhari 

Lantas, apa sebenarnya redenominasi ini? Dan apa dampaknya bagi ekonomi suatu negara?

Melansir dari Wikipedia, Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. 

Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. 

Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar.

Contohnya pada mata uang 1000 rupiah, pada saat dilakukan redenominasi akan menjadi 1 rupiah. Namun, nilai tukarnya pada mata uang lain masih sama seperti pada mata uang 1000 rupiah.

Misal yang awalnya nilai tukar rupiah ke dollar yaitu 15000 rupiah per 1 dollar, maka akan menjadi 15 rupiah per 1 dollar

Adapun tujuan dari dilakukan redenominasi ini tentu membuat agar mata uang suatu negara memiliki daya jual yang lebih baik pada pasar perdagangan internasional.

Dengan begitu, apabila suatu mata uang sudah memiliki daya jual yang lebih baik, maka kemungkinan akan menjadi mata uang yang kuat pun tinggi.

BACA JUGA:Desain Semakin Elegan, Tenaga Semakin Gahar! Intip harga Pajero Sport 2023 Disini...

Lalu kapan Indonesia akan melakukan redenominasi? Untuk melakukan redenominasi, sebuah negara perlu memperhatikan beberapa aspek penting agar redenominasi ini bisa berjalan baik.

Pertama, pemerintah harus dapat mempelajari laju pergerakan inflasi dan potensi fluktuasi inflasi dalam jangka yang lebih panjang.

Kedua, pemerintah harus bisa melihat aspek psikologi masyarakat yang sudah terbiasa biasa memegang uang rupiah dengan nominal tinggi. 

Kategori :