MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Siang ini, wartawan radarmukomuko.com tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu langsung dengan juru kunci makam Daeng Maleini, Dahril, warga Desa Pauh Terenja, Kecamatan XIV Koto, Mukomuko, Bengkulu.
Dengan didampingi anak cucu Kaum Gersik Mukomuko, di antaranya Masripani Maas, Rusman Aswardi, Basyarudin dan Hendry Mardian. Wartawan media ini diberi kesempatan bercengkerama langsung dengan Dahril, seputar keberadaan makam bukti sejarah awal mula peradaban Kampung Gersik di Mukomuko.
Mengawali cerita, Dahril terlebih dulu menyebutkan dirinya menerima amanah sebagai juru kunci makam leluhur Kaum Gersik Mukomuko, sejak 30 tahun lalu. Selama menjadi juru kunci makam, banyak menemukan keanehan dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Bandara Mukomuko Pertama Bernama Bandara Putri Daeng Maleini, Siapa Daeng Maleini ?
‘’Saya mendapat amanah jadi juru kunci sudah tiga puluh tahun. Sejak juru kunci makam yang sebelumnya meninggal dunia. Jadi, amanah itu turun ke saya,’’ ungkap Dahril.
Pria enam puluh tahun itu menyampaikan, Daeng Maleini hanyalah sebutan sehari-hari, karena dia berasal dari Pulau Jawa. Sebenarnya pemilik nama asli RA Sulistioningsih dalam silsilah yang ia ketahui bernama Puti Dayang Maleini.
‘’Daeng Maleini hanya sebutan, karena dia datangnya dari Pulau Jawa. Bagi kami, nama sebenarnya adalah Dayang Maleini,’’ ulas Dahril, meluruskan.
Dayang Maleini bergelar Puti Dayang Maleini. Gelar ini karena ia berdarah bangsawan. Kemenakan dari Raja Syahbandar Intan Berkarang dan Syehk Raja Sakti.
Puti Dayang Maleini dimakamkan berdampingan dengan Raja Syahbandar Intan Berkarang dan Syehk Raja Sakti serta seorang Dubalang yang senantiasa mendampingi Raja Syahbandar Intan Berkarang.
‘’Raja Syahbandar Intan Berkarang dan Raja Sakti, keduanya merupakan beradik kakak. Dayang Maleini adalah kemenakan mereka. Ibu dari Dayang Maleini, adik kandung dari keduanya,’’ urai Dahril.
Batu nisan yang ditancapkan di makam Daeng Maleini, Raja Syahbandar Intan Bekarang, Dubalang Raja Syahbandar dan Syeh Raja Syakti bukan batu nisan biasa yang dapat ditemukan dengan mudah di Tempat Pemakaman Umum (TPU). Batu nisan pada makam-makam itu bertuliskan bahaya kuno. Hanya bisa diketahui dan dibaca oleh orang-orang tertentu saja.
BACA JUGA:Blangko KTP Kosong, Dinas Dukcapil Stop Layani Cetak KTP
Menurut Dahril, sebelum meninggal dunia, masing-masing mereka telah menyediakan batu nisan sebagai tanda makam.