RADARMUKOMUKO.COM – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit terus merangkak naik.
Saat ini harga tertinggi dibeli oleh pabrik PT. GSS Rp 1.820 per-kg.
Kemudian disusul oleh pabrik PT. USM Rp 1.810 per-kg dan PT. BMK membeli buah dengan harga Rp 1.800 per-kg. Sedangkan harga terendah masih tetap di pabrik PT. SAPTA yang berpusat di Lubuk Pinang dengan harga hanya Rp 1.510 per-kg.
Untuk pabrik lainnya, membeli buah berpariasi, masing-masing pabrik PT.KSM dengan harga Rp 1.790 per-kg, kemudian PT.
SAP Rp 1.780 per-kg, terus PT. MMIL dengan harga Rp 1.760 per-kg, serupa dengan pabrik PT.SSS dan PT.DDP. sementara PT. KAS yang berpusat di Teramang Jaya hanya Rp 1.740 per-kg.
Harga ini merupakan update beberapa hari lalu, kemungkinan besar terus mengalami perubahan hingga saat ini.
Kadis Pertanian Mukomuko, Apriansyah,ST,MT mengakui sejak beberapa minggu ini, harga TBS di Mukomuko terus mengalami kenaikan.
Namun demikian harga yang ditetapkan pabrik, masih dibawah ketetapan tim provinsi. Perubahan harga sendiri seiring dengan membaiknya harga CPO dan kegiatan jual beli oleh pihak pabrik.
‘’Harga ada kenaikan di masing-masing pabrik, harga terendah masih di PT. SAPTA. Harapan kita pihak pabrik minimal bisa membeli buah sesuai dengan keputusan tim provinsi,’’ kata Apriansyah.
Salah seorang petani, Ery Yanto mengatakan harga TBS saat ini sudah mulai membaik, namun harapannya bisa terus meningkat.
Sebab harga TBS belum sebanding dengan mahalnya harga kebutuhan pemeliharaan, yaitu pupuk maupun racun rumput. Minimal harga buah dari tangan petani harusnya Rp 2000 per-kg.
‘’Biaya pemeliharaan kebun saat ini cukup tinggi, karena harga pupuk tidak pernah turun. maka Harapan petani harga TBS terus mengalami kenaikan,’’ paparnya.
Senada disampaikan Wahyu, saat ini ditingkat petani harga masih antara Rp 1.550 per-kg hingga Rp 1.650 per-kg.
Kemudian dikurangi lagi upah panen atau nodos rata-rata Rp 250 per-kg, juga upah lansir bagi petani di beberapa wilayah.
‘’Dengan harga sekarang bersihnya diterima petanu sekitar Rp 1.300 per-kg, masih jauh dibawah harapan, untuk mengimbangai harga pupuk,’’ tutupnya.(jar)