TERAS TERUNJAM – Sejak 5 tahun terakhir, Kabupaten Mukomuko dijadikan salah satu kabupaten pengembangan bawang merah. Namun demikian, hingga saat ini produksi bawang merah Mukomuko masih sangat rendah. Ada beberapa kendala yang dihadapi petani. Pertama masih banyak petani yang belum paham cara tanam bawang merah. Kedua perlu adaptasi antara jenis bawang dengan alam hingga sulitnya mendapatkan bibit. Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tani Tama, Desa Karang Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Adry Yansen, Selasa (14/4).
Yansen menyampaikan, awalnya bawang merah banyak ditanam oleh Ketua Poktan Sekar Tanjung, Desa Sido Makmur, Kecamatan Teramang Jaya. Belakangan produksinya menurun karena petani sudah pindah lokasi tanam. Ada juga petani yang mencoba tanam bawang merah di Kecamatan Lubuk Pinang dan Teras Terunjam. Hanya saja hasilnya belum maksimal. Pasalnya petani belum memiliki pengalaman tentang tanam bawang merah. Bibit yang ditanam ini berasal dari bantuan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu. Karena hasilnya belum memuaskan, petani tidak fokus mengembangkan bawang. Sebagian dari mereka menanam bawang saat ada bantuan. ‘’Sudah banyak petani yang mencoba tanam bawang merah, tapi hasilnya belum optimal. Petani banyak yang tanam bawang merah ketika ada bantuan. Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan bibit yang benar-benar bagus,’’ jelas Yansen. Yansen juga menyampaikan, di Kabupaten Mukomuko belum ada toko yang menjual bibit bawang merah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pengembangan bawang merah di Mukomuko. Pasalnya ketika ada petani yang ingin tanam bawang merah, mereka kesulitan mendapatkan bibit. Ia juga menyampaikan, untuk mendapatkan bibit yang berkualitas harus didatangkan dari pulau Jawa. Harganya juga cukup mahal, mencapai Rp 40 per kilogram, belum ongkos kirim. Beberapa petani ada yang menimba ilmu dan beli bibit bawang merah ke Kabupaten Solok. Hal ini membutuhkan biaya besar. Dikatakan Yansen, untuk menyiasati sulitnya bibit, beberapa petani membuat bibit sendiri. Caranya hasil panen dipilih yang bagus untuk ditanam lagi. Tahun ini Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu akan memberikan bantuan paket bawang merah untuk 30 Hektare (Ha). Calon petani penerima bantuan tersebar di berapa kecamatan. Baik di Kecamatan Teras Terunjam, Teramang Jaya maupun XIV Koto. ‘’Dinas Pertanian Kabupaten sudah pernah mengajak beberapa petani studi banding ke Solok. Ini bagus untuk menambah ilmu. Kendala utama petani ini, sulitnya mendapatkan bibit yang berkualitas. Saya menyiasati dengan menanam ulang hasil panen sendiri,’’ papar Yansen. Masih Yansen, tanam bawang merah memiliki prospek yang cukup bagus. Pasalnya bawang merah yang ada di pasaran sebagian besar berasal dari luar daerah. Saat ini harga bawang merah ditingkat petani sebesar Rp 30 ribu per kilogram. Disampaikan Yansen, hasil produksi bervariasi tergantung kondisi lahan dan perawatan yang dilakukan. Ada yang menghasilkan 1 banding 8, 1 banding 10, tapi ada juga yang 1 banding 5 atau banding 4. Jika dihitung rata-rata hasil petani 1 banding 6. ‘’Tanam bawang merah memiliki prospek yang sangat bagus. Kebutuhan pasar tinggi, produksi lokal masih rendah. Dibawah 5 persen dari kebutuhan pasar. Keuntungan lain, jika kita tanam bawang merah asal Solok, umur panen lebih cepat. Jika di daerah asalnya baru panen setelah 80 hari, di Mukomuko bisa panen pada umur 55 hari,’’ demikian Yansen.(dul)Pengembangan Bawang Merah Terkendala Bibit
Kamis 16-04-2020,00:05 WIB
Editor : Radar Mukomuko
Kategori :