Kamu punya Teman yang Self-Centered? Begini Cara Menghadapinya

Namun, hal ini justru dapat membuat kita kehilangan jati diri dan merasa tidak autentik. Tetap mempertahankan nilai-nilai dan prinsip pribadi adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental sambil mempertahankan hubungan pertemanan.

BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Wanita Suka dengan Pria Harmonis, Suka Memberi Kebahagiaan

BACA JUGA:Sikap Ini Menunjukan Kamu Terlihat Attractive oleh Orang Lain

Sesuaikan dengan Harapan

Penyesuaian harapan juga memegang peran crucial dalam menghadapi teman yang self-centered. Kita perlu realistis bahwa mereka mungkin tidak akan berubah dalam waktu singkat, atau bahkan mungkin tidak akan berubah sama sekali. 

Dengan menyesuaikan harapan, kita dapat mengurangi kekecewaan dan lebih fokus pada aspek-aspek positif dari hubungan pertemanan tersebut.

Jujur

Komunikasi yang jujur namun tetap berempati menjadi keterampilan yang harus dikuasai. Ketika merasa terganggu dengan perilaku teman yang self-centered, ungkapkan perasaan dengan cara yang konstruktif. 

Gunakan kalimat "aku merasa..." daripada langsung menyalahkan mereka. Empati dalam komunikasi dapat membantu mereka memahami dampak perilaku mereka tanpa merasa diserang atau dikritik secara berlebihan.

Penting untuk diingat bahwa menghadapi teman yang self-centered tidak berarti kita harus mengorbankan kesejahteraan diri sendiri. 

Jika setelah menerapkan berbagai strategi tersebut hubungan tetap terasa berat sebelah dan menguras energi, tidak ada salahnya untuk mengevaluasi kembali intensitas pertemanan tersebut. 

Terkadang, mengambil jarak dapat menjadi pilihan yang lebih sehat bagi kedua belah pihak.

Pada akhirnya, kunci utama dalam menghadapi teman yang self-centered adalah keseimbangan antara memahami mereka dan menjaga kesehatan mental diri sendiri. 

Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, kita dapat mempertahankan hubungan pertemanan yang positif tanpa harus mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi.*

Sumber: