Perbandingan Kualitas Tidur di Kondisi Gelap Total, Sedikit Cahaya, dan Terang Benderang

Perbandingan Kualitas Tidur di Kondisi Gelap Total, Sedikit Cahaya, dan Terang Benderang

Perbandingan Kualitas Tidur di Kondisi Gelap Total, Sedikit Cahaya, dan Terang Benderang--Sumber Foto : Kompasiana

RMONLINE.ID – Kualitas tidur merupakan fondasi penting bagi kesehatan fisik dan mental. Namun, di era modern yang dipenuhi cahaya buatan, banyak orang kesulitan menciptakan lingkungan tidur yang optimal. Pertanyaan pun muncul, apakah tidur dalam keadaan gelap total, sedikit bercahaya, atau terang benderang memberikan dampak berbeda pada kualitas istirahat kita? 

Sejumlah penelitian ilmiah telah berupaya mengungkap misteri seputar pengaruh cahaya terhadap tidur. Hasilnya menunjukkan bahwa kegelapan memegang peranan krusial dalam produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun alami tubuh. Melatonin diproduksi oleh kelenjar pineal di otak sebagai respons terhadap penurunan intensitas cahaya. 

Ketika mata mendeteksi kegelapan, sinyal dikirim ke kelenjar pineal untuk meningkatkan produksi melatonin. Hormon ini kemudian mengalir dalam darah, memberikan sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya untuk beristirahat. Tidur pun menjadi lebih mudah dan berkualitas.

BACA JUGA:Waspada! Ini 6 Bahaya Minum Soda Setiap Hari bagi Kesehatan Anda, dari Gigi hingga Jantung

BACA JUGA:5 Kesalahan Fatal di Pagi Hari yang Bikin Mood Belajar Siswa Anjlok dan Susah Fokus!

Sebaliknya, paparan cahaya, terutama cahaya biru yang dipancarkan oleh gadget dan lampu LED, dapat menghambat produksi melatonin. Akibatnya, ritme sirkadian tubuh terganggu, menyebabkan kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, dan kualitas tidur yang buruk. 

Lantas, bagaimana perbandingan kualitas tidur pada kondisi gelap total, sedikit bercahaya, dan terang benderang?

Gelap Total: Kondisi gelap total merupakan lingkungan ideal untuk tidur. Ketiadaan cahaya memicu produksi melatonin secara optimal, sehingga tubuh dapat memasuki fase tidur lelap dengan lebih mudah. Tidur menjadi lebih nyenyak, regenerasi sel berjalan maksimal, dan tubuh bangun dalam keadaan segar.

Sedikit Bercahaya: Cahaya redup, seperti lampu tidur dengan watt rendah atau cahaya alami dari bulan, masih dapat ditoleransi. Namun, pastikan cahaya tersebut tidak langsung mengenai mata. Kondisi ini memungkinkan sebagian orang merasa lebih nyaman dan aman saat tidur, terutama anak-anak.

BACA JUGA:Selamat Tinggal Kantuk! 5 Rahasia Tetap Segar dan Fokus Saat Touring Motor Jarak Jauh Tanpa Kopi

BACA JUGA:Bingung Pilih Tepung yang Tepat? Kuasai Ciri-ciri Tepung Terigu, Gandum, Sagu, dan Lainnya!

Terang Benderang: Tidur dengan lampu menyala sangat tidak disarankan. Cahaya terang akan menghambat produksi melatonin, mengganggu ritme sirkadian, dan menurunkan kualitas tidur secara signifikan. Dampak jangka panjangnya meliputi gangguan mood, penurunan konsentrasi, dan peningkatan risiko berbagai penyakit.

Selain intensitas cahaya, warna cahaya juga berpengaruh. Cahaya biru, yang banyak dipancarkan oleh perangkat elektronik, memiliki efek paling besar dalam menekan melatonin. Sebaliknya, cahaya merah dan kuning memiliki dampak yang lebih kecil.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang gelap dan nyaman. Matikan lampu utama, hindari penggunaan gadget sebelum tidur, dan gunakan tirai tebal untuk menghalangi cahaya dari luar. Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan produksi melatonin dan meraih tidur berkualitas yang menyehatkan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: