Digadang Menjadi Pengganti Kurikulum Merdeka, Mari Mengenal Kurikulum Deep Learning
Digadang Menjadi Pengganti Kurikulum Merdeka, Mari Mengenal Kurikulum Deep Learning --Sumber Foto : prabumulihpos.bacakoran.co
RMONLINE.ID - Dunia pendidikan Indonesia kembali menyambut transformasi besar dengan hadirnya Kurikulum Deep Learning, sebuah pendekatan pembelajaran yang menjanjikan perubahan fundamental dalam cara siswa memahami dan menginternalisasi pengetahuan.
Kurikulum ini hadir sebagai evolusi dari Kurikulum Merdeka, membawa konsep pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna bagi peserta didik.
Berbeda dengan pendekatan konvensional yang sering terjebak dalam pembelajaran superfisial, Kurikulum Deep Learning didesain untuk mengembangkan pemahaman siswa hingga ke akar permasalahan.
Sistem ini tidak sekadar mendorong siswa untuk menghafalkan fakta dan konsep, tetapi membimbing mereka untuk mengeksplorasi hubungan antarkonsep, menganalisis sebab-akibat, dan menemukan makna yang lebih dalam dari setiap materi yang dipelajari.
BACA JUGA:Mulai 1 Januari Pajak PPN Naik Menjadi 12 Persen, Pelaku Usaha Khawatir
BACA JUGA:Hampir Dipastikan, Pemilihan Bupati Mukomuko Berlanjut di MK
Fondasi utama Kurikulum Deep Learning terletak pada prinsip pembelajaran aktif dan reflektif.
Siswa didorong untuk tidak hanya menjadi penerima pasif informasi, tetapi aktif membangun pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman langsung, diskusi mendalam, dan proyek-proyek kolaboratif.
Pendekatan ini memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas yang esensial untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dalam implementasinya, Kurikulum Deep Learning mengadopsi berbagai metode pembelajaran inovatif.
Pembelajaran berbasis proyek, studi kasus, dan diskusi kelompok mendalam menjadi alat utama dalam memfasilitasi pemahaman yang lebih komprehensif.
BACA JUGA:Pendaftaran Tes PPPK Tahap 2 Sudah Dibuka, Formasinya Tergantung Tahap 1
BACA JUGA:Oleh-Oleh Khas Sumatera Barat Yang Terkenal dan Sering Dibeli Pengunjung
Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan, bukan sekadar sebagai sumber informasi tunggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: