Lama Tidak Terlihat Ternyata Bangkrut, Ini Asal Mula Berdirinya Tupperware

Lama Tidak Terlihat Ternyata Bangkrut, Ini Asal Mula Berdirinya Tupperware

Lama Tidak Terlihat Ternyata Bangkrut, Ini Asal Mula Berdirinya Tupperware--Sumber Foto : Media Indonesia

RMONLINE.ID - Tupperware, yang pernah berjaya sebagai salah satu merek wadah makanan plastik terkemuka di dunia, kini berada di ambang kebangkrutan. Didirikan pada tahun 1946 oleh Earl Silas Tupper, perusahaan ini awalnya memproduksi wadah penyimpanan makanan berbahan plastik inovatif, seperti Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler. 

Teknologi tutup kedap udara yang dipatenkan Tupper memungkinkan makanan tetap segar lebih lama, menjadikannya favorit di kalangan ibu rumah tangga pada masanya.

Namun, di awal pendiriannya, produk-produk Tupperware tidak langsung diminati oleh konsumen. Banyak ibu rumah tangga yang skeptis terhadap inovasi plastik tersebut. 

BACA JUGA:5 Persyaratan Penting agar Hubunganmu Berjalan Seumur Hidup

BACA JUGA:4 Zodiak yang Suka Ngomong Blak-Blakan tanpa Memikirkan Orang Lain

Titik balik terjadi ketika seorang janda bernama Brownie Wise memperkenalkan cara pemasaran yang revolusioner melalui Hostess Party. Pesta ini menampilkan demo produk secara langsung kepada konsumen, memungkinkan mereka merasakan langsung keunggulan Tupperware. 

Dengan presentasi yang memukau, Brownie berhasil menarik perhatian banyak orang dan membawa kesuksesan besar bagi perusahaan.

Sayangnya, kesuksesan itu tidak bertahan selamanya. Di era pandemi COVID-19, Tupperware sempat mengalami peningkatan penjualan berkat tingginya permintaan alat dapur selama lockdown. 

Saham perusahaan bahkan mencapai angka USD 37 pada saat itu. Namun, setelah pandemi mereda, permintaan kembali turun drastis. Tantangan baru muncul ketika Tupperware kesulitan menarik pembeli muda yang lebih memilih produk modern dan ramah lingkungan dari pesaing lain.

Pada tahun 2023, Tupperware menghadapi masalah keuangan besar. Perusahaan melaporkan kerugian sebesar USD 28,4 juta pada akhir tahun 2022, yang meskipun lebih baik dibandingkan kerugian sebelumnya sebesar USD 152,2 juta, masih menunjukkan bahwa kondisi keuangan mereka sangat tidak stabil. 

BACA JUGA:Lama Dijajah Belanda, Kenapa Orang Indonesia Tidak Bisa Berbahasa Belanda?

BACA JUGA:Terungkap! 5 Kebiasaan Kunci Membangun Pertemanan yang Kuat, Menurut Psikologi

Penjualan bersih perusahaan juga turun 18%, hanya mencapai USD 1,31 miliar. Akibatnya, saham Tupperware anjlok hampir 50%, dan New York Stock Exchange bahkan memberikan peringatan akan menghapus saham mereka karena gagal mengajukan laporan keuangan yang diwajibkan.

CEO Tupperware, Miguel Fernandez, berusaha menenangkan investor dengan menyebutkan bahwa langkah perbaikan sedang diupayakan, termasuk mencari penasihat keuangan untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: