Mengungkap Kisah Sejarah Mukomuko, Berikut Kelompok Penghuni Pertamanya
Mengungkap Kisah Sejarah Mukomuko, Berikut Kelompok Penghuni Pertamanya -Istimewa-rmonline.id
2. nenek bergelar Maharajo Terang.
3. nenek bergelar Maharaja Laksamana, Rajo Tiangso,
4. nenek bergelar
5. nenek bergelar Rajo Kolo,
6. nenek bergelar Koto Pahlawan,
7. nenek bergelar Rajo Mangkuto
Para sesepuh ini kemudian membentuk suatu negeri yang dikepalai oleh seorang Penghulu Adat sebagai kepala dari seluruh suku tersebut yang disebut Datuk. Dalam melaksanakan tugasnya, Datuk dibantu oleh kepala suku.
BACA JUGA:Bakal Calon Bupati Mukomuko Rismanaji Belum Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Kades
BACA JUGA:Polisi Berjibaku Bantu Korban Kebakaran Empat Unit Rumah di Mukomuko
Setelah beberapa puluh tahun kemudian, muncullah sebutan untuk daerah ini, yaitu Teluk Kuala Banda Rami. Sebutan ini diberikan oleh seorang pendatang dari Kerinci. Pandatang itu adalah seorang pedagang, yang membawa barang dagangan melalui jalan sungai Ipuh dan menelusuri Sungai Selagan dengan menggunakan rakit hingga sampai ke muara, yang merupakan pelabuhan biduk-biduk yang datang dari berbagai daerah untuk berniaga, seperti dari Indrapura, bugis dan sebagainya. Karena nama Teluk Kuala Banda Rami dibuat oleh kaum pendatang maka para kepala suku menga-dakan musyawarah di Padang Ribunribun untuk mencari nama yang sesuai bagi daerahnya, nama yang tidak dari pemberian seorang pendatang, melainkan nama yang disepakati bersama oleh mereka. Lebil kurang selama 6 (enam) purnama mereka bermusyawarah, belum juga ad kesepakatan tentang nama yang mereka kehendaki untuk daerah mereka.
Pada purnama ke-7 (tujuh), mereka kedatangan 3 (tiga) orang tam dari Pagarruyung. Tamu tersebut adalah:
1. Paduko Rajo
2. Marajo nan Kayo;
3. Marajo Gedang
Setelah berbasa-basi, salah seorang dari tamu tadi bertanya kepada pimpinan musyawarah, yaitu Maharajo Namrah tentang musyawarah yang tengah mereka lakukan dengan cara duduk berhadap-hadapan ini. Malusrajo Namrah menjawab, bahnoa mereka ingin mencari nama yang baik untuk daerah yang mereka tempati ini. Maharajo Namrah juga menambahkan balnwa malam ini adalah malam yang ketujuh mereka bermusyawarah untuk mencari nama yang sesuai bagi daerah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: