Sejarah Singkat 21 April Menjadi Hari Kartini, Peringatan Hari Besar Nasional
Sejarah Singkat 21 April Menjadi Hari Kartini, Peringatan Hari Besar Nasional -Ilustrasi-Berbagai Sumber
Ia harus mengikuti adat istiadat dan tradisi dimana sebagai seorang anak perempuan harus menghabiskan banyak waktu di rumah.
Sebagai sosok yang suka dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan, Kartini tidak bisa berdiam di rumah.
Ketertarikannya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan membuatnya suka mengumpulkan dan membaca berbagai buku bacaan di rumah.
Melalui buku-buku bacaanya ia terus belajar dan mengembangkan pemikiran kritisnya.
Bahkan di usianya yang masih remaja ia sudah membuat karya-karya tulisan yang menarik.
BACA JUGA:Jaga Keselamatan dan Keamanan! Begini Tips Berlibur ke Wisata Air
BACA JUGA:Inilah Manfaat Kenapa Harus Memiliki Lingkungan yang Positif, Bisa Meningkatkan Produktivitas
Sosoknya menikah dengan bangsawan yaitu Bupati Rembang pada masa itu yaitu Raden Adipati Joyodiningrat.
Dengan dukungan suaminya sosok Kartini akhirnya mendirikan sekolah wanita pada masa itu.
Dari pernikahannya dengan Raden Adipati Joyodiningrat, ia memiliki seorang anak yang lahir pada 13 September 1904 yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat.
Usai melahirkan hanya berselang beberapa hari Kartini menghembuskan nafas terakhir tepatnya pada 17 September 1904.
Sosoknya hingga kini menjadi panutan dan sosok yang menjadi contoh banyak kaum wanita khususnya.
Selain itu atas perjaungannya para wanita saat ini mendapatkan hak-hak yang sama seperti pria.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: