Pandangan Buya Yahya, Naik Haji Hanya Bagi yang Mampu, Jangan Dipaksakan Berhutang, Ini Penjelasnya

Pandangan Buya Yahya, Naik Haji Hanya Bagi yang Mampu, Jangan Dipaksakan Berhutang, Ini Penjelasnya

Pandangan Buya Yahya, Naik Haji Hanya Bagi yang Mampu, Jangan Dipaksakan Berhutang, Ini Penjelasnya--

RADARMUKOMUKO.COM - Dalam konteks keagamaan yang sering kali memunculkan berbagai interpretasi, pandangan Buya Yahya terhadap pencarian dana untuk menunaikan ibadah haji.

Beliau menekankan bahwa dalam Islam, niat dan kemampuan merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan dalam melaksanakan ibadah, termasuk haji.

Niat yang tulus untuk beribadah haruslah diiringi dengan kemampuan finansial yang tidak membebani atau menyulitkan diri sendiri maupun orang lain.

Buya Yahya mengajak umat Islam untuk memahami bahwa haji adalah ibadah yang mengandung makna spiritual yang kaya, bukan sekadar ritual yang harus dipaksakan.

BACA JUGA:BRI Perkuat Komitmen untuk Sustainable Finance di Indonesia

Beliau mengingatkan bahwa Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Oleh karena itu, jika seseorang belum memiliki kemampuan finansial, maka tidak ada kewajiban untuk memaksakan diri berhutang atau mencari dana dengan cara yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Lebih lanjut, Buya Yahya juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi.

Umat Islam diingatkan untuk tidak mengabaikan tanggung jawab mereka terhadap keluarga dan orang-orang di sekitar mereka dalam mengejar ibadah haji.

Kesejahteraan keluarga dan tanggung jawab sosial harus tetap menjadi prioritas utama, sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang mengajarkan keadilan dan keseimbangan.

Pandangan Buya Yahya ini membuka ruang dialog tentang bagaimana umat Islam dapat menunaikan ibadah haji dengan bijak dan bertanggung jawab.

BACA JUGA:Harga Sawit Naik Lagi, Berikut Harga TBS Terbaru di Mukomuko

Beliau mengajak umat untuk berhaji dengan hati yang lapang, tanpa beban finansial yang berlebihan, dan dengan tetap memperhatikan kewajiban-kewajiban lain yang tidak kalah pentingnya.

Ini adalah pemahaman yang menggali lebih dalam esensi dari ibadah haji itu sendiri, yang tidak hanya sekadar perjalanan fisik ke Baitullah, tetapi juga perjalanan spiritual menuju kedekatan dengan Sang Pencipta.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: