Sosok Ibu Penjual Nasi Jagung di Mukomuko, Berhasil Kuliahkan Anak Hingga Menjadi Sarjana Kehutanan
Sosok Ibu Penjual Nasi Jagung di Mukomuko, Berhasil Kuliahkan Anak Hingga Menjadi Sarjana Kehutanan-Ibnu Rusdi-radarmukomuko.com
MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Ini kisah seorang ibu penjual nasi jagung keliling pasar tradisional di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.
Rela banting tulang, pergi pagi pulang petang. Berjuang mengumpulkan sedikit demi sedikit uang receh dari hasil berjualan untuk biaya pendidikan anaknya hingga berhasil tamat dan menyandang gelar sarjana kehutanan.
Sosok ibu penjual nasi jagung yang dimaksud, dikenal dengan sebutan Bude Waginem (50) tahun. Warga SP6 Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko. Ia sudah 12 tahun menjalani usahanya berjualan nasi jagung di pasar tradisional.
BACA JUGA:Suara Total Parpol di Kota Mukomuko, Caleg Suara Terbanyak Kemungkinan Tidak Terpilih
Seperti sedianya, Bude Waginem istri dari Paimin ini biasa berjualan nasi jagung di dua pasar tradisional SP6, terutama pasar Desa Agung Jaya pada Rabu dan Minggu. Tidak hanya nasi jagung, ia pun membumbui dagangannya dengan menjual nasi tiwul.
‘’Berjualan nasi jagung ini sudah dua belas tahun lamanya. Selain itu, juga ada nasi tiwul. Ya, jualannya keliling pasar begitu,’’ kata Bude Waginem.
Hasil didapatkan dari dagangannya, di samping untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, juga dicicil dan disimpan untuk biaya pendidikan anaknya.
Diakuinya, beratnya beban ekonomi ketika sang putrinya ketika sedang menjalani pendidikan di bangku kuliah. Ia harus menyisipkan uang recehan sisa dari keuntungan dagangannya untuk persiapan biaya kuliah anaknya.
‘’Sedikit demi sedikit dari keuntungan berjualan kita sisihkan untuk biaya kuliah anak. Ya, sekarang alhamdulillah sudah tamat, sudah sarjana,’’ kata Bude Waginem.
Nasi jagung dan nasi tiwul racikan Bude Waginem dijual dengan harga fantastis, Rp6 ribu per porsi. Selain murah meriah, nasi jagung dan nasi tiwul buatan Bude Waginem juga terasa enak dan mengenyangkan. Sehingga, dagangannya selalu diincar banyak orang.
Omzet yang diperoleh dari setiap kali berjualan rata-rata Rp1 juta. Hasil keuntungan yang didapatkan tidaklah besar. Rata-rata Rp300 ribu hingga Rp400 ribu.
‘’Dari keuntungan yang didapatkan itu dibagi, sebagian untuk makan di rumah dan sebagian lagi disisihkan untuk biaya kuliah anak,’’ ujarnya.
Kini tanggungan hidup sudah sedikit lumayan longgar. Kata Bude Waginem, ia merasa bangga Lilik Susanti putrinya sudah berhasil tamat kuliah dan telah menjadi seorang sarjana.
BACA JUGA:Nasi Tiwul Dinas LH Mukomuko Diincar Pengunjung, Bupati: Mengonsumsi Nasi Tiwul Baik untuk Kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: