Daerah Mana Saja yang Kemungkinan Sulit untuk Mempelajari Bahasa Asing Dikarenakan Bentuk Lidahnya?

Daerah Mana Saja yang Kemungkinan Sulit untuk Mempelajari Bahasa Asing Dikarenakan Bentuk Lidahnya?

Daerah Mana Saja yang Kemungkinan Sulit untuk Mempelajari Bahasa Asing Dikarenakan Bentuk Lidahnya?--

RADARMUKOMUKO.COM - Belajar bahasa asing adalah salah satu kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan. 

Namun, tidak semua orang bisa belajar bahasa asing dengan mudah dan cepat. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kemampuan berbahasa asing seseorang, salah satunya adalah kondisi lidah.

Lidah adalah bagian tubuh yang berperan dalam menghasilkan suara dan membantu proses bicara. Lidah juga bisa menjadi alat untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun, lidah juga bisa menjadi penghalang bagi seseorang yang ingin belajar bahasa asing.

Ada beberapa daerah di Indonesia yang memiliki lidah yang tidak bisa bagus menyebutkan bahasa asing tertentu dan tidak bisa dirubah. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:

- Perbedaan struktur lidah.

Setiap daerah memiliki struktur lidah yang berbeda-beda, baik dari segi ukuran, bentuk, atau gerakannya. Struktur lidah ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Struktur lidah yang berbeda-beda ini bisa menyebabkan kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi tertentu dalam bahasa asing, terutama yang tidak ada dalam bahasa ibu. Misalnya, orang-orang yang berasal dari daerah Jawa Timur, Sulawesi, atau Papua, mungkin akan sulit untuk mengucapkan bunyi /r/ atau /l/ dalam bahasa Inggris, karena bunyi-bunyi tersebut tidak ada dalam bahasa Jawa, Bugis, atau Papua.

BACA JUGA:Hasil Poto Handphone Bisa Lebih Menarik, Begini Cara Mengeditnya

- Perbedaan pola lidah.

Setiap daerah juga memiliki pola lidah yang berbeda-beda, yaitu cara lidah bergerak saat mengucapkan kata-kata dalam bahasa asing. Pola lidah ini dipengaruhi oleh faktor budaya dan pembelajaran. Pola lidah yang berbeda-beda ini bisa menyebabkan kesalahan dalam mengucapkan kata-kata dalam bahasa asing, terutama yang memiliki ejaan atau penekanan yang berbeda dengan bahasa ibu. Misalnya, orang-orang yang berasal dari daerah Aceh, Sumatera, atau Kalimantan, mungkin akan salah mengucapkan kata-kata dalam bahasa Mandarin, karena bahasa Mandarin memiliki ejaan dan penekanan yang berbeda dengan bahasa Aceh, Minang, atau Dayak.

- Perbedaan kebiasaan lidah. 

etiap daerah juga memiliki kebiasaan lidah yang berbeda-beda, yaitu frekuensi dan intensitas lidah bergerak saat berbicara dalam bahasa asing. Kebiasaan lidah ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan psikologis. 

Kebiasaan lidah yang berbeda-beda ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam berbicara dalam bahasa asing, terutama yang memiliki laju atau volume yang berbeda dengan bahasa ibu. 

Misalnya, orang-orang yang berasal dari daerah Bali, Nusa Tenggara, atau Maluku, mungkin akan merasa tidak nyaman berbicara dalam bahasa Arab, karena bahasa Arab memiliki laju dan volume yang lebih tinggi daripada bahasa Bali, Sasak, atau Ambon.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Yang Tengah Hits di Kerinci Provinsi Jambi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: