Karomah Guru Sekumpul, Digelar Macan di Medan Perang Kambing di Tengah Masyarakat

Salah satu karomahnya adalah ketika ia berhasil menghancurkan tank Jepang dengan menggunakan bambu runcing. 

Ia juga mampu menghadapi serangan udara Belanda dengan mengangkat tangannya ke langit dan berdoa. 

Selain itu, ia juga bisa menghilang dan muncul di tempat yang berbeda saat berada di medan perang. 

Karomah-karomah ini menunjukkan bahwa ia adalah ulama yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi dan hubungan yang erat dengan Allah SWT.

BACA JUGA:Rekomendasi Kegiatan Liburan Natal dan Akhir Tahun Bersama Keluarga di Hotel

Setelah masa perjuangan dengan penjajah berakhir, Guru Sekumpul kembali berjuang di bidang dakwah dan pendidikan. 

Ia mendirikan Pondok Pesantren Buntet Pesantren di Cirebon, yang menjadi pusat pengembangan ilmu-ilmu Islam dan kebangsaan. 

Ia juga mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Buntet Pesantren, yang mengelola berbagai lembaga pendidikan, seperti sekolah dasar, menengah, dan tinggi. Ia juga dikenal sebagai ulama yang dermawan, rendah hati, dan penuh kasih sayang.

Salah satu bukti kebaikan dan kasih sayang Guru Sekumpul adalah ketika ia memberikan bantuan kepada korban gempa bumi di Aceh pada tahun 2004. 

Ia mengirimkan bantuan berupa uang, pakaian, makanan, dan obat-obatan. Ia juga mengirimkan tim relawan yang terdiri dari para santri dan alumni pondok pesantrennya. Ia juga mendoakan keselamatan dan kesembuhan bagi para korban gempa bumi.

BACA JUGA:Perbedaan Buah Yang Masak Alami dan Masak Hasil Karbitan

Guru Sekumpul adalah sosok ulama yang menjadi "singa" di medan perang dan "kambing" di luar medan perang bersma masyrakat.

Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama umat Islam, untuk berjuang demi kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia. Ia adalah salah satu pahlawan yang patut kita kenang dan teladani.*

Sumber: