Perjuangan Masyarakat Bengkulu Hadapi Inggris Selama 140 Tahun

Perjuangan Masyarakat Bengkulu Hadapi Inggris Selama 140 Tahun

Perjuangan Masyarakat Bengkulu Hadapi Inggris Selama 140 Tahun--

RADARMUKOMUKO.COM – Sebagai warga negara Indonesia, jangan pernah melupakan sejarah dari bangsa ini. Para pejuangan negeri telah melewati banyak kejadian sejarah hingga menjadi bangsa besar seperti saat ini.  Salah satu kejadian sejarah yang tidak boleh kita lupakan adalah perlawanan rakyat Bengkulu

Bengkulu merupakan daerah paling lama diduduki Inggris yaitu 140 tahun, periode 1685 sampai dengan Maret 1825. Pendudukan Inggris diawali dengan izin untuk berdagang rempah-rempah oleh para petinggi bernama Orang Kaya Lela dan Patih Setia Raja Muda.

BACA JUGA:Jenis Senjata Berbagai Daerah di Indonesia Yang Digunakan Melawan Penjajah

Inggris baru hengkang dari Bengkulu setahun setelah perjanjian antara Raja Inggris dan Raja Belanda, yang ditandatangani pada 17 Maret 1824. 

Inggris di Bengkulu, pertama berlabuh di muara sungai Bengkulu, sempat disambut baik oleh masyarakat. Seiring waktu, Inggris mulai menjadi penguasa layaknya penjajah. 

Penindasan, pemaksaan dan tindakan semana-mena mulai terjadi, teirutama saat kepemimpinan residen Thomas Parr (1805-1807) yang menggantikan Walter Ewer. 

Pada akhirnya munculnya kesatuan orang-orang Bengkulu dalam barisan-barisan bersenjata. Saat itu Inggris menyangka semangat perlawanan rakyat sudah lumpuh karena ekspedisi Letnan Hastings Dare ke daerah Ipuh, Mukomuko dan kedalaman sekitarnya telah berhasil membunuh sekian banyak rakyat yang mengadakan perlawanan.

BACA JUGA:7 Macam Rempah Asal Indonesia Seharga Emas Yang Dicari Penjajah, Ternyata Untuk Ini

Adipati dari Dusun Besar sempat mengundang Thomas Parr untuk bertukar pikiran. Namun Thomas Parr tidak hadir dengan alasan enggan untuk datang, tanpa menyangka akibatnya. 

Kala itu rakyat di Bintuhan, mulai menyerbu Kantor Kompeni Inggris yang dibakar habis, yang kemudian membuat setiap kantor Kompeni Inggris langsung dijaga oleh serdadu-serdadu Sipai, Benggala dan Bugis.

Thomas Parr sempat mengambil membatalkan kebijakannya yang semena-mena tersebut, karena menyadari perlawanan dari rakyat. 

Tapi semua sudah terlambat, apalagi pengumuman tidak lama diterima rakyat suku Lembak di Sungai Hitam, Dusun Besar, Sukarami, Lagan dan lain-lain. 

Persiapan untuk melepaskan diri penindasan dan melakukan perlawanan sudah matang dan mencapai puncaknya. Pada tanggal 27 Desember 1807, rakyat Bengkulu mengadakan rapat perang dengan bersumpah setia diantara Adipati Sukarami, Dusun Besar dan para pengikutnya, serta masyarakat Bengkulu lainnya untukmenghabisi nyawa Thomas Parr. 

Malam harinya, di bawah pimpinan Rajo Lelo,Pangeran Natadirja III dan Adipati Sukarami sebagai panglima perang, rakyat Bengkulu langsung menyerbu ke tempat peristirahatan Thomas Parr di Mount Felix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: