Dari Lemak Sapi Sampai Minyak Sawit, Ini Dia Sejarah Minyak Goreng yang Wajib Kamu Tahu!

Dari Lemak Sapi Sampai Minyak Sawit, Ini Dia Sejarah Minyak Goreng yang Wajib Kamu Tahu!

Dari Lemak Sapi Sampai Minyak Sawit, Ini Dia Sejarah Minyak Goreng yang Wajib Kamu Tahu!--

RADARMUKOMUKO.COM - Minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. 

Hampir semua jenis masakan di Indonesia menggunakan minyak goreng, baik untuk menggoreng, menumis, maupun sebagai bumbu. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah minyak goreng itu sendiri?

Minyak goreng sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, meski tidak secara spesifik. Minyak goreng dianggap muncul sejak manusia memanfaatkan lemak hewan setelah mereka menemukan api sekitar tahun 25.000 sebelum Masehi. 

Lemak hewan yang digunakan berasal dari sapi, babi, domba, dan lain-lain. Lemak hewan ini kemudian dipanaskan hingga menjadi cair dan dapat digunakan untuk memasak.

BACA JUGA:600 Tentara India dari Sekutu Membelot Bela Indonesia Pada Perang 10 November, Alasannya 'Allahu Akabar'

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Rakor Lintas Sektoral Bersama Kementerian ATR BPN, Bahas Materi Raperda RTRW

Seiring berjalannya waktu, manusia mulai menemukan minyak nabati yang berasal dari tumbuhan. 

Minyak nabati pertama yang dikenal adalah minyak wijen, yang digunakan oleh masyarakat Tiongkok sejak masa Dinasti San Guo. 

Minyak wijen memiliki aroma yang khas dan digunakan untuk memasak berbagai hidangan khas Tiongkok. Selain minyak wijen, masyarakat Tiongkok juga menggunakan minyak kedelai dan minyak kacang tanah pada masa-masa berikutnya.

Minyak nabati kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, minyak nabati yang paling populer adalah minyak kelapa, yang terbuat dari buah kelapa yang banyak tumbuh di tanah air. 

Minyak kelapa digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu, bahkan menjadi salah satu komoditas penting pada tahun 1960-an. Minyak kelapa memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan, kecantikan, maupun industri.

Namun, pada akhir dekade 1990-an, minyak kelapa mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perang dagang dengan negara-negara barat yang juga memproduksi minyak nabati, harga jual yang relatif mahal, dan citra negatif yang melekat pada minyak kelapa sebagai penyebab kolesterol tinggi. Masyarakat Indonesia kemudian beralih menggunakan minyak lain, yaitu minyak sawit.

BACA JUGA:Alasan Kamar Hotel Tidak Pernah Dipasang Jam Dinding, Nomor 5 Bisa Bikin Masalah

BACA JUGA:6 Daerah Ini Tidak Pusing Harga Beras Mahal, Makanan Pokoknya Jagung, Sagu Hingga Singkong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: