Pertempuran Bojong Kokosan Yang Heroik, Jurus 'Menggebuk Ular Berbisa'
Pertempuran Bojong Kokosan Yang Heroik, Jurus 'Menggebuk Ular Berbisa' --
RADARMUKOMUKO.COM - Pertempuran Bojong Kokosan, mungkin bagi sebagian orang jarang diketahui, karena memang Pertempuran ini jarang tercatat dalam historiografi Indonesia.
Namun bagi warga Sukabumi dan sekitarnya, peristiwa ini memiliki makna tersendiri yang begitu mendalam di ingatan mereka.
Pertempuran Bojong Kokosan adalah pertempuran yang terjadi ketika konvoi tentara Inggris (Sekutu) yang hendak memperkuat pasukannya di Bandung disergap para pejuang Indonesia di Bojong Kokosan.
Peristiwa Bojongkokosan berlangsung pada 9 hingga 12 Desember 1945, termasuk peristiwa heroik yang dilakukan oleh rakyat Sukabumi yang disusun oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan Letnan Kolonel Eddie Sukardi sebagai pimpinannya.
BACA JUGA:Pertempuran Melawan Sekutu dan Belanda Yang Belum Ikhlas Indonesia Merdeka Pada 17 Agustus 1945
Mereka ingin melakukan pemblokan terhadap pasukan sekutu yang diboncengi NICA untuk kembali menduduki kekuasaannya di Indonesia. Bahkan peristiwa ini disebut menjadi salah satu pemicu Bandung Lautan Api yang diketahui sebagai pertempuran besar.
Dilansir dari berbagai sumber, kejadiannya mermula pada 29 September 1945, Panglima Skadron Penjelajah V Inggris, Laksamana Muda W.R. Patterson tiba bersama Ch. O. van Der Plas, Wakil Kepala Netherlands Indies Civil Administration (NICA) untuk membentuk Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.
Mereka melakukan konvoi Allied Prisoners of War and Internees (APWI), yang bertugas melakukan pengiriman dan pemulangan tahanan perang.
Dengan pengamanan ketat yaitu dikawal oleh Batalyon 5/9 Jats, satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab, India. Konvoi ini terdiri atas 150 truk yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon, dan Brencarrier.
Letnan Kolonel Eddie Sukardi selaku pimpinan perang membagi empat batalion resimen TKR Sukabumi dengan menyebarkannya secara rata guna mempermudah jalannya penyerangan berdasarkan rancangan strategi dan taktik yang telah dipersiapkan.
Di batalion 1, Mayor Yahya Bahram Rangkuti adalah pemimpin yang bertugas mengawasi seluruh front di sepanjang jalan raya Cigombong-Cibadak.
Batalion 2, di bawah pimpinan Mayor Harry Soekardi bertugas mengawasi garis pertempuran sepanjang jalan raya Cibadak sampai dengan kota Sukabumi Bagian Barat.
BACA JUGA:Pertempuran Saipan, Aksi Bunuh Diri Puluhan Ribu Orang Jepang Dari Pada Terhina Kalah Perang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: