Jarang Diketahui, Ini Penyebab Setiap Jenis Burung Memiliki Suara yang Berbeda-beda

Jarang Diketahui, Ini Penyebab Setiap Jenis Burung Memiliki Suara yang Berbeda-beda

Jarang Diketahui, Ini Penyebab Setiap Jenis Burung Memiliki Suara yang Berbeda-beda --

RADARMUKOMUKO.COM - Burung adalah salah satu kelompok hewan yang memiliki keanekaragaman yang luar biasa. Ada ribuan spesies Burung di dunia, dengan bentuk, warna, ukuran, dan perilaku yang berbeda-beda. Salah satu ciri khas Burung yang paling menarik adalah suaranya. Burung dikenal sebagai hewan yang bisa berkicau dengan berbagai nada, irama, dan volume. 

Dilansir dari berbagai sumber ada beberapa faktor yeng menyebabkan suara burung berbeda-beda. Salah satu faktor yang mempengaruhi suara burung adalah struktur organ yang menghasilkan suara. Manusia bisa berbicara karena memiliki pita suara di tenggorokan yang bergetar saat udara lewat. Sedangkan burung tidak memiliki pita suara, melainkan syrinx.

Syrinx adalah organ khusus yang terletak di ujung trakea atau saluran udara, sebelum bercabang menjadi dua bronkus menuju paru-paru. Syrinx terdiri dari otot dan selaput yang bisa bergetar saat udara lewat dan menghasilkan suara.

BACA JUGA:Burung Perkutut: Burung Sakti yang Bisa Berubah Jadi Ular? Serius Nih?

BACA JUGA:Burung Perkutut, Burung Klangenan yang Dipercaya Membawa Keberuntungan

Syrinx burung lebih kompleks daripada pita suara manusia. Syrinx burung bisa memiliki dua sisi yang bekerja secara independen, sehingga burung bisa menghasilkan dua nada sekaligus. Syrinx burung juga bisa mengontrol frekuensi, amplitudo, dan harmonik suara dengan sangat presisi. Syrinx burung juga dipengaruhi oleh faktor genetik, sehingga setiap spesies burung memiliki syrinx yang berbeda-beda.

Faktor lain yang mempengaruhi suara burung adalah fungsi dan tujuan suara itu sendiri. Burung berkicau untuk berbagai alasan, seperti menarik pasangan, menandai wilayah, memperingatkan bahaya, atau berkomunikasi dengan anggota kelompok. Suara burung harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan.

Misalnya, burung yang hidup di hutan lebat harus memiliki suara yang tajam dan nyaring agar bisa didengar oleh pasangannya atau musuhnya. Sedangkan burung yang hidup di padang rumput harus memiliki suara yang rendah dan halus agar tidak menarik perhatian predator.

Suara burung juga dipengaruhi oleh faktor belajar dan meniru. Beberapa spesies burung memiliki kemampuan untuk menirukan suara lain, baik dari burung lain maupun dari lingkungan sekitarnya. Contohnya adalah beo, kakatua, betet, dan murai batu. Burung-burung ini bisa menirukan suara manusia atau hewan lain dengan sangat mirip. Burung-burung ini belajar meniru suara sejak kecil dengan mendengarkan dan mengulangi suara yang sering didengarnya.

BACA JUGA:Bukan Sekedar Mempercantik Rumah, Ternyata Tanaman Hias Juga Bermanfaat Untuk Kesehatan Mental

BACA JUGA:Ini Tips Menjaga Keseimbangan Cairan Tubuh di Musim Panas

Suara burung juga dipengaruhi oleh faktor musiman dan hormonal. Burung biasanya lebih aktif berkicau pada musim kawin, karena ingin menunjukkan kesiapan dan kualitasnya kepada pasangan potensial.

Suara burung juga berubah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan hormonnya. Misalnya, burung jantan biasanya memiliki suara yang lebih keras dan bervariasi daripada betina, karena ingin menarik perhatian betina atau mengintimidasi jantan lain.

Itulah beberapa faktor yang menjelaskan mengapa setiap burung bisa memiliki suara yang berbeda-beda padahal sama-sama burung. Suara burung merupakan hasil dari adaptasi dan evolusi yang terjadi selama jutaan tahun. Suara burung juga merupakan salah satu keajaiban alam yang patut kita hargai dan lestarikan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: