Kisah Sultan Tidore Yang Tak Terkalahkan dan Tidak ada Kata Kompromi dengan Belanda

Kisah Sultan Tidore Yang Tak Terkalahkan dan Tidak ada Kata Kompromi dengan Belanda

Kisah Sultan Tidore Yang Tak Terkalahkan dan Tidak ada Kata Kompromi dengan Belanda--

Biasanya Belanda senantiasa turut campur dalam penentuan siapa yang berhak bertahta dalam sebuah kerajaan di Nusantara. 

Sosok yang bisa diajak bekerja sama biasanya akan ditunjuk sebagai penguasa dan sosok yang dianggap berbahaya, sekalipun pewaris sah tahta, akan disingkirkan. 

Begitu juga di kesultanan Tidore, dimana Sultan Jamaluddin adalah penguasa kesultanan Tidore. Karena dianggap berbahaya bagi kedudukan Belanda, Sultan Jamaluddin ditangkap dan diasingkan ke Batavia pada tahun 1779.

Berdasarkan tradisi kerajaan Tidore, pengangkatan raja baru harus berdasarkan silsilah (sesuai garis keturunan). Yang berhak menjadi Sultan Tidore waktu itu adalah Nuku, melanjutkan tahta Sultan Jamaluddin, ayahandanya. 

Namun Belanda tidak menghendaki Nuku naik tahta. Perlawanan Nuku Muhammad Amiruddin diawali ketika ia dan adiknya Kamaluddin menentang pengangkatan Kaicil Gay Jira oleh Belanda sebagai Sultan Tidore. 

Secara nyata Belanda menginjak-injak tradisi kesultanan Tidore, terlebih lagi setelah Belanda menurunkan Sultan Kaicil Gay Jira dan menunjuk putra Kaicil, Patra Alam, sebagai sultan Tidore yang baru.

Sebagai bentuk perlawanan, Nuku Muhammad Amiruddin pun menggalang kekuatan untuk melawan kompeni Belanda. Ia membangun armada Kora-kora di daerah sekitar Pulau Seram dan Irian Jaya dengan mendirikan basis pertahanan di Seram Timur pada tahun 1781. 

Mereka membangun benteng-benteng di pesisir pantai, menyebar ranjau di lautan, dan memasang meriam tempur. 

Untuk kedua kalinya Belanda menunjukkan kesewenang-wenangannya dalam penentuan pemegang tahta kesultanan Tidore sekaligus menerapkan politik adu dombanya dengan mengangkat adik kandung Nuku Muhammad Amiruddin, yaitu Kamaluddin, Sebagai Sultan Tidore setelah menurunkan Sultan Patra Alam. 

Pada tahun 1787, pasukan Belanda menyerbu Seram timur untuk melumpuhkan perlawanan Nuku. Basis pertahanan Nuku di Seram Timur berhasil direbut. 

Nuku Muhammad Amiruddin pun mengalihkan basis pertahanan pasukannya di Pulau Gorong dan menjalin hubungan baik dengan pasukan Inggris atas dasar hubungan timbal balik yang sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Sebagai seorang keturunan Raja Tidore, ia menjadi seorang pejuang yang tidak bisa diajak kompromi dan pengaruhnya yang kuat di wilayah Maluku. 

BACA JUGA:Penjajah Belanda Saja Babak Belur Menghadapi 4 Suku Terkuat di Indonesia Berikut Ini

BACA JUGA:Kakak Beradik Dari Belanda Datang Ke Indonesia Untuk Melawah Penjajah Demi Kemerdekaan RI

Hingga usia senja, semangat dan perjuangannya tidak berhenti. Sultan Nuku sulit ditaklukan, ia bertempur melawan Belanda di darat maupun di laut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: