Jarang Diketahui, Trimurti Wanita Cerdas Yang Pernah Dipenjara Belanda dan Jepang, Istri Sayuti Melik

Jarang Diketahui, Trimurti Wanita Cerdas Yang Pernah Dipenjara Belanda dan Jepang, Istri Sayuti Melik

Jarang Diketahui, Trimurti Wanita Cerdas Yang Pernah Dipenjara Belanda dan Jepang, Istri Sayuti Melik--

RADARMUKOMUKO.COM - Satu lagi sosok perempuang yang ikut mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan oleh Belanda. Namanya Surastri Karma Trimurti yang akran disebut SK.Trimurti kelahiran 11 Mei 1912 di Desa Sawahan Boyolali Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah.

Melansir dari berbagai sumber, salah satunya wikipedia, Trimurti memiliki hubungan kekerabatan dengan Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah. 

Ia terlahir dari seorang ibu bernama R.A. Saparinten dan ayahnya adalah seorang asisten wedana bernama R.Ng. Salim Banjaransari Mangunkusumo.

Juga perlu diketahui ia adalah istri dari pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 Sayuti Melik.

SK.Trimurti pernah menjadi wartawan, penulis dan guru Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai menteri tenaga kerja pertama di Indonesia dari tahun 1947 sampai 1948 di bawah Perdana Menteri Indonesia Amir Sjarifuddin.

BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan DI/TII Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Ujian Paling Berat Bangsa

BACA JUGA:Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Kondisi Politik Indonesia Masih Kacau dan Ekonomi Terpuruk

Masa perjuanga, Trimurti pernah ditangkap oleh pemerintah Belanda pada tahun 1936 untuk mendistribusikan anti-kolonial leaflet. Trimurti dipenjara selama sembilan bulan di Penjara Bulu di Semarang.

Dari guru, untuk terus berjuang membangkitkan semangat bangsa, Trimurti beralih karier dari mengajar ke jurnalistik setelah dibebaskan dari penjara. 

Ia segera menjadi terkenal di kalangan jurnalistik dan anti-kolonial sebagai wartawan kritis.

Dalam penulisannya ia kerap membuat nama berbeda,  seperti "Trimurti" atau "Karma", untuk menghindari penangkapan oleh pemerintah kolonial.

Selama karier laporannya, Trimurti bekerja di sejumlah surat kabar Indonesia termasuk Pesat, Genderang, Bedung, dan Pikiran Rakyat. 

Ia menerbitkan Pesat bersama suaminya. Saat pendudukan Jepang, Pesat dilarang oleh pemerintah militer Jepang. Ia ditangkap dan disiksa.

Selain dunia jurnalistik, SK Trimurti juga aktif dalam advokasi untuk perjuangan bagi hak-hak pekerja yang membawanya menjadi Menteri Tenaga Kerja pada pemerintahan PM Amir Sjarifuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: