Sunan Kudus, Walisongo yang Menyelaraskan Agama dengan Adat Istiadat Kesenian Jawa

Sunan Kudus, Walisongo yang Menyelaraskan Agama dengan Adat Istiadat Kesenian Jawa

Sunan Kudus, Walisongo yang Menyelaraskan Agama dengan Adat Istiadat Kesenian Jawa--

RADARMUKOMUKO.COM - Sunan Kudus adalah salah satu dari sembilan ulama yang dikenal sebagai Walisongo, yaitu penyebar agama Islam di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Sunan Kudus memiliki nama asli Ja'far Shadiq atau Raden Amir Haji.

Ia lahir di Tuban pada tahun 1400 Masehi dan merupakan putra dari Sunan Ngudung dan Dewi Ruhil. Ia dikenal sebagai ulama yang sangat menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat.

Sunan Kudus menyebarkan agama Islam dengan cara yang halus dan bijaksana. Ia tidak langsung mengajak masyarakat untuk masuk Islam, tetapi berbaur dengan mereka melalui jalur dagang, pertanian, pengobatan, pendidikan, pernikahan, budaya, dan kesenian. Ia juga menghormati dan mengakomodasi adat istiadat masyarakat setempat.

Namun, Sunan Kudus tidak hanya sekadar penyebar agama Islam. Ia juga merupakan pembaharu masyarakat pada masanya. Ia menekankan pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

BACA JUGA:Sunan Muria Tokoh Dermawan dan Humoris Karyanya Dikenang Seperti Cerita Kabayan dan

BACA JUGA:Sunan Bonang Wali Songo yang Menghormati Budaya Lokal, Pencipta Seni Gamalan dan Sastra

Ia membangun masjid di Kudus yang memiliki arsitektur yang unik dan simbolis. Ia juga melarang penyembelihan hewan sapi sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat Hindu.

Berikut ini adalah beberapa contoh sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang ditunjukkan oleh Sunan Kudus:

- Ia membangun masjid di Kudus yang menggabungkan unsur-unsur dari budaya Hindu-Budha dan Islam. Masjid ini dinamakan Masjid Menara Kudus atau Masjid Al-Aqsha.

Masjid ini memiliki menara setinggi 18 meter yang mirip dengan menara candi Hindu-Budha. Menara ini digunakan sebagai tempat azan dan tempat menyimpan pusaka-pusaka kerajaan.

Masjid ini juga memiliki gapura atau pintu gerbang yang mirip dengan gapura candi Hindu-Budha. Gapura ini digunakan sebagai tempat masuk ke halaman masjid.

Masjid ini juga memiliki mihrab atau tempat imam shalat yang mirip dengan mihrab masjid-masjid Islam lainnya. Mihrab ini digunakan sebagai tempat menghadap kiblat.

- Ia melarang penyembelihan hewan sapi untuk menghormati masyarakat Hindu yang masih merupakan agama mayoritas penduduk Kudus. Sapi adalah hewan yang disucikan oleh umat Hindu.

Sunan Kudus tidak ingin menyakiti hati mereka dengan menyembelih sapi untuk keperluan ibadah atau pesta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: