Terbongkarnya Rahasia Tukang Becak dan PSK Prank Soekarno, Keceplosan Bahasa Jawa dan Bersua Tukang Becak Lain

Terbongkarnya Rahasia Tukang Becak dan PSK Prank Soekarno, Keceplosan Bahasa Jawa dan Bersua Tukang Becak Lain

Idrus dan Markonah prank Soerkarno-Radar Mumuko-istimewa radar mukomuko

BACA JUGA:Ogah Dipoligami Alasan Gadis Primadona Kota Solo, Gusti Nurul Menolak Cinta Soekarno dan Sultan Syahril

BACA JUGA:Kisah Titin Sumarni, Artis Digemari Soekarno yang Berakhir Menyedihkan dalam Kemalaratan

Mereka juga menemui sejumlah pejabat dengan mengaku sedang melakukan muhibah ke sejumlah daerah di tanah air. Dengan dandanan yang meyakinkan, para pejabat pun menyambut dengan tangan terbuka atas kunjungan Raja Idrus dan sang permaisuri.

Raja Idrus digambarkan sebagai sosok pria berusia sekitar 42 tahun dengan kostum ala militer. Sedangkan penampilan Ratu Markonah juga tak kalah menarik perhatian.

Markonah yang menjabat sebagai permaisuri Raja Idrus selalu memakai kaca mata hitam saat tampil di hadapan publik.

Di Jakarta, seperti dilaporkan Het Parool, Wali Kota Sudiro mengajak pasangan ini makan malam bersama para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta.

Idrus bercerita bahwa dirinya terbiasa makan daging mentah, terutama ular. Makan daging ular dan meminum darahnya membuat tubuhnya segar bugar. 

BACA JUGA:Sosok Fatmawati Soekarno Asal Provinsi Bengkulu, Keturunan Minangkabau, Menjahit Merah Putih

BACA JUGA:4 Wanita Belanda Yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia, Disambut Soekarno

Harian Belanda Leeuwarder Courant pada 7 April 1959 menulis, "Dalam perjalanan itu Idrus mengaku memiliki 18 orang istri. Selain itu, dia mengklaim mempunyai istana besar di salah satu gua raksasa.

Di dalamnya terdapat mumi dari 40 orang Jepang dan Belanda".  Dalam perjalanan ke beberapa kota, mereka berdua dikawal voorijder layaknya pejabat.

Sulit dimengerti mengapa Bung Karno bisa mudah terperdaya oleh tipuan semacam itu, mengingat Sukarno dikelilingi oleh banyak perwira militer.

Mereka muncul di saat era pergolakan daerah di luar Jawa. Apalagi Idrus mengaku dari daerah yang dekat dengan pergolakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Meski sulit menemukan bukti, bisa jadi Sukarno telah mengetahui bualan Idrus dan memanfaatkannya untuk memperburuk citra PRRI. Dengan kata lain, Sukarno menggunakan Idrus untuk berkampanye melawan PRRI.

BACA JUGA:Beginilah Bentuk Kekejaman Jepang Saat Jajah Indonesia, Romusha, Pemerkosaan Hingga Penjara Sadis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: