Mekare-kare: Ketika Para Pria Bali Berlomba-Lomba Menunjukkan Keberanian dengan Daun Pandan

Mekare-kare: Ketika Para Pria Bali Berlomba-Lomba Menunjukkan Keberanian dengan Daun Pandan

Mekare-kare: Ketika Para Pria Bali Berlomba-Lomba Menunjukkan Keberanian dengan Daun Pandan--

RADARMUKOMUKO.COM - Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, memiliki banyak tradisi yang menarik dan khas.

Salah satunya adalah mekare-kare, atau yang lebih dikenal dengan perang pandan.

Tradisi ini merupakan salah satu daya tarik wisatawan yang ingin menyaksikan keberanian dan kekompakan masyarakat Bali.

Mekare-kare adalah sebuah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.

Desa Tenganan sendiri merupakan salah satu desa Bali Aga, yaitu desa-desa tertua di Bali yang masih mempertahankan tradisi leluhur mereka.

Menurut kepercayaan setempat, mekare-kare dilakukan sebagai penghormatan kepada Dewa Indra, dewa perang yang bertempur melawan Raja Mayadenawa, seorang raja keturunan raksasa yang bersikap semena-mena.

BACA JUGA:Westerling 'Si Tukang Jagal' dan Simbol Kebrutalan Belanda di Indonesia, Menjadi Buruan TNI

BACA JUGA:Sanksi Bagi Gadis Baduy Jika Dinikahi Pria dari Luar dan Syarat Yang Harus Dipenuhi Seberat Ini

Tradisi ini juga merupakan bagian dari upacara Sasih Sembah, yaitu upacara keagamaan terbesar di Desa Tenganan.

Mekare-kare biasanya dilaksanakan setiap tahun pada bulan kelima dalam kalender khusus Desa Tenganan Pegringsingan, yang bertepatan dengan bulan Juni dalam kalender Masehi.

Upacara ini berlangsung selama dua hari, dengan lokasi hari pertama di Petemu Kaja dan hari kedua di depan Bale Agung.

Peserta mekare-kare adalah para pria, baik yang masih remaja atau dewasa, yang bertelanjang dada dan mengenakan sarung, selendang, dan ikat kepala.

Mereka membawa senjata berupa daun pandan berduri yang diikat membentuk sebuah gada di tangan kanan, dan perisai dari rotan di tangan kiri.

Sebelum mekare-kare dimulai, peserta akan mengelilingi desa untuk memohon keselamatan. Kemudian, mereka akan naik ke atas panggung dan saling berhadapan satu lawan satu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: