Kisah Ibu dan Tiga Anak Perempuannya dari Belanda Datang Untuk Berpihak Pada Indonesia
Kisah Ibu dan Tiga Anak Perempuannya dari Belanda Datang Untuk Berpihak Pada Indonesia--
RADARMUKOMUKO.COM - Diceritakan ada 4 wanita belanda yang secara terusterang membela kemerdekaan Republik Indinesia.
Mereka adalah keluarga Kobus yang berhaluan sosialis di Amsterdam, Belanda. Mereka sejak awal dikenal mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia.
Mereka datang ke Indonesia menaiki kapal Weltevreden yang bertolak dari Pelabuhan Rotterdam pada 6 Desember 1946. Kapal ini mengangkut tentara Belanda, tetapi di dalamnya juga lebih dari 200 mantan mahasiswa Indonesia serta warga Belanda.
BACA JUGA:Siti Manggopoh, Sosok Pejuang Perempuan Yang Terlupakan Pernah Tewaskan 53 Serdadu Belanda
Dikisahkan Tiga kakak beradik Kobus ini sudah sejak awal ingin hijrah ke Indonesia.
Namun rencana keberangkatan mereka terus menerus tertunda karena kapal-kapal Belanda memprioritaskan pengerahan pasukan ke Indonesia 'untuk menertibkan situasi' sesudah Indonesia memerdekakan diri.
Kesempatan datang pada Desember 1946 dan tak disia-siakan kaum perempuan Kobus--Betsy, Annie, Miny, dan Mien, ibu mereka. Turut pula di kapal itu sahabat mereka, Dolly, serta sejumlah orang lain.
Mereka tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 1 Januari 1947.
BACA JUGA:Princess Mulan Indonesia, Pendekar Wanita Melawan Belanda Yang Akhirnya Hidup Menyedihkan
Dipaparkan di buku Enkele Reis Indonesie karya Hilde Janssen, Dolly dan keluarga Kobus itu tidak sendirian. Dari dalam kapal turun 57 perempuan Belanda yang menikah dengan pria Indonesia, 11 pemuda Belanda yang ingin ikut berjuang membela Indonesia, 12 orang Cina, serta sekitar 200 mantan mahasiswa dan awak kapal asal Indonesia.
Setelah beberapa hari di Yogyakarta, mereka menghadiri acara penyambutan yang dihadiri Presiden Soekarno. Bersama Mien mereka, kakak beradik Kobus berhasil menghampiri sang proklamator.
Mien bagaikan 'menyerahkan' ketiga anak perempuannya kepada Indonesia melalui presiden Soekarno, sang proklamator.
Soekarno menepuk bahu Mien seraya berkata, "Jangan khawatir, ibu. Kami akan menjaga mereka."
BACA JUGA:Ternyata Panjat Pinang Warisan Kolonial Belanda, Begini Sejarahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: