Tidak Rela Indonesia Merdeka, Belanda Lakukan Blokade Laut

Tidak Rela Indonesia Merdeka, Belanda Lakukan Blokade Laut

Tidak Rela Indonesia Merdeka, Belanda Lakukan Blokade Laut--

Sjahrir menyatakan, Indonesia akan mengirimkan 500.000 ton beras. Sebagai imbalannya, India akan mengirimkan obat-obatan dan pakaian, bahan tekstil yang sangat dibutuhkan rakyat Indonesia.

Sebelumnya, kabar kelaparan di India sampai di kancah internasional. Perwakilan India pun meminta di forum Perserikatan Bangsa-bangsa agar negara yang berpunya dapat memberikan sedikit bantuan makanan di tengah kelaparan India yang menimbulkan korban jiwa.

BACA JUGA:Peritiwa Penting Sebelum Proklamasi Kemerdekaan, Soekarno-Hatta Sempat Diculik Pemuda

Pemerintah bersedia melakukan hal ini karena diperkirakan pada musim panen tahun 1946 akan diperoleh surplus sebesar 200.000 sampai 400.000 ton.

Keuntungan politik yang diperoleh oleh pemerintah RI adalah dalam forum internasional India adalah negara Asia yang paling aktif membantu perjuangan kemerdekaan RI.

Kesepakatan dicapai dengan India di antaranya menyediakan transportasi kapal pengangkut. Belanda juga memastikan India tidak menyatakan pengakuan atas Indonesia menjadi negara republik merdeka.

Lewat diplomasi beras ini, Indonesia berupaya memperlihatkan bahwa terlepas dari upaya Belanda menyebarkan pengaruh tidak mengakui kemerdekaan RI, Indonesia merupakan negara merdeka yang ikut memperjuangkan masalah internasional, memupuk persatuan, dan mengupayakan persaudaraan dengan negara tetangga. 

BACA JUGA:4 Wanita Belanda Yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia, Disambut Soekarno

Dengan demikian, India juga turut menjadi negara yang membantu Indonesia menembus ekonomi Belanda

Selain jalur ini, upaya menembus blokade Belanda untuk tujuan jarak relatif dekat seperti ke Singapura dan Malaya (Malaysia sebelum merdeka) dilakukan dengan perahu layar dan kapal motor cepat dari Sumatra. 

Upaya ini dilakukan secara sistematis oleh Angkatan Laut RI dengan dibantu pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor hingga akhir Perang Kemerdekaan (1949).

Terus Pemerintah RI membentuk perwakilan resmi di Singapura bernama Indonesia Office. Badan perwakilan ini dipimpin Mr. Oetojo Ramela dengan staf Soerjono Daresman, Mr. Zairin Zain, Thaharudin Ahmad, Dr. Soeroso dan Dr. Tamtomo.

BACA JUGA:Inilah Deretan Tradisi di Berbagai Daerah di Indonesia dalam Merayakan Hari Kemerdekaan

Badan hukum ini pada dasarnya merupakan perpanjangan RI terkait kepentingan politik di luar negeri.

Namun, Indonesia Office juga diam-diam menjadi usaha pengendali blokade ekonomi Belanda dengan usaha perdagangan barter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: