Ini Alasan, Tradisi Orang Jepang Membuang Orang Tua Yang Sakit-Sakitan ke Hutan

Ini Alasan, Tradisi Orang Jepang Membuang Orang Tua Yang Sakit-Sakitan ke Hutan

Ini Alasan, Tradisi Orang Jepang Membuang Orang Tua Yang Sakit-Sakitan ke Hutan--

RADARMUKOMUKO.COM - Seperti diceritakan sebelumnya, orang Jepang memiliki cerita masa lalu tentang tradisi membuang orang tua renta sudah sakit-sakitan dan saudara catat atau sakit-sakitan akan dibawa ke hutan atau gunung.

Dimana dalam tradisi yang dikenal dengan Tradisi Ubasute ini, orang tua yang dibuang ke hutan, dibiarkan tinggal sendiri dan hingga meninggal dunia, karena kelaparan bahkan dimakan binatang buas.

Walau tradisi ini oleh sebagian orang hanya sebuah cerita legenda rakyat Jepang. Tapi juga banyak yang percaya, cerita ini pernah terjadi di Jepang.

BACA JUGA:5 Tradisi Suku Yang Dinilai Tabu di Indonesia, Terkait Hubungan Perkawinan

Alasan dilakukan Praktik ubasute ini mengurangi beban hidup keluarga mereka dan mengurangi jatah orang yang harus diberi makan.

Karena dulu kondisi Jepang dilanda gagal panen dan kekurangan makanan yang cukup parah.

Melansir dari berbagai sumber, menurut Ancient Origins, tradisi ubasute sebenarnya berasal dari India yang datang melalui China pada abad ke-6. Kisah dari India tersebut menceritakan seorang raja yang membenci orangtuanya.

Biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dengan cara menggendong ibu mereka di atas punggung. 

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Mirarik Suku Sasak di NTT, Calon Suami Mencuri Gadis

Para pria ini kemudian akan membawa orang tua mereka ke gunung atau hutan lebat dan meninggalkannya sendirian, baik dengan sedikit bekal makanan atau tidak. 

Sang ibu kemudian akan menemui ajal karena kelaparan, dehidrasi, hipotermia, serangan binatang buas atau kombinasi hal tersebut. 

Tak sepenuhnya orang tua yang ditinggalkan mengalami kepikunan, terkadang ada saja yang masih memiliki kemampuan mengingat yang baik dan mungkin masih bisa turun gunung untuk kembali ke rumah. 

BACA JUGA:Sudah Mengenal Budaya Modern, Wanita Suku Ini Pertahankan Tradisi Tanpa Busana

Tapi memilih untuk tidak melakukannya sebagai bentuk pengorbanan bagi anak dan keluarganya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: