Sejarah Perang Bone, Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan
Sejarah Perang Bone, Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan--
RADARMUKOMUKO.COM - Kerajaan Bone tidak mengakui kekuasaan Belanda di Sulawesi Selatan. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab terjadinya Perang Bone, sebuah ekspedisi balasan oleh Belanda ke Kerajaan Bone.
Untuk menaklukkan Bone, Belanda harus melakukan tiga kali peperangan.
Diketahui, Belanda mulai mempunyai kuasa di Sulawesi Selatan sejak tahun 1667, terutama di sekitar daerah Makassar, setelah perjanjian Bongaya ditandatangani.
BACA JUGA:Peristiwa Bandung Lautan Api, Pengorbanan Melawan Penjajah
Setelah pendudukan Inggris (1811-1816), Belanda khawatir Indonesia jatuh ke tangan bangsa Eropa lainnya. Oleh karena itu, Belanda berupaya menyatukan kekuasaan di daerah Sulawesi Selatan.
Melansir dari berbagai sumber, salah satunya bobo.grid.id, Perlawanan pada Belanda banyak terjadi di wilayah Sulawesi Selatan yang dipimpin Kerajaan Bone. Perlawanan itu pun dikenal dengan nama Perang Bone.
Awalnya, Gubernur Jenderal van der Capellen datang ke Makassar untuk melakukan pembaharuan Perjanjian Bongaya. Perjanjian Bongaya merupakan perjanjian damai yang dilakukan Kesultanan Gowa di Makassar dengan pihak VOC yang menjajah Indonesia sebelum Belanda datang.
BACA JUGA:5 Peristiwa Sejarah Menyebabkan Ka'bah Ditutup, Mulai Dari Perang Hinga Covid 19
Dari semua kerajaan di Makassar, Kerajaan Bone lah yang dengan tegas melakukan penolakan untuk mengubah Perjanjian Bongaya.
Selain menolak, Kerajaan Bone juga mencoba membujuk kerajaan lain yang ada di Makassar untuk menolak kekuasaan Belanda di Sulawesi Selatan.
Usaha Bone dalam mengajak kerajaan lain untuk menentang Belanda membuat bangsa penjajah ini menjadi marah.
Van der Capellen kembali ke Batavia untuk menyiapkan hukuman bagi Kerajaan Bone.
BACA JUGA:Sejarah dan Alasan Penyerbuan Batavia, Semangat Pantang Menyerah
Belanda pun mengirim Letnan Kolonel Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers untuk datang ke Sulawesi Selatan pada 15 Juli 1824.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: