Keunikan Festival Voodoo di Benin, Menari Dirasuki Arwah

Keunikan Festival Voodoo di Benin, Menari Dirasuki Arwah

Keunikan Festival Voodoo di Benin, Menari Dirasuki Arwah-Istimewa-Berbagai Sumber

RADARMUKOMUKO.COM - Di Afrika Barat, tepatnya di Benin rutin merayakan agama dan kepercayaan mereka, Voodoo, dalam bentuk festival. Hampir 80 persen masyarakat Benin menganut Voodoo sebagai agama mereka. 

Festival Voodoo yang berlangsung setiap 10 Januari, seluruh penganut Voodoo akan datang berkumpul, termasuk wisatawan dari berbagai negara.

Melansir dari berbagai sumber, Kata "Voodoo" berasal dari masyarakat Fon di Afrika Barat, tepatnya di Benin Selatan. Voodoo memiliki arti entitas spiritual. Oleh karena itu, masyarakat Benin secara turun-temurun mengenal Voodoo sebagai cara untuk berkomunikasi dengan roh leluhur, baik dalam menjalin hubungan, memuja, hingga menghormatinya. 

BACA JUGA:Tradisi Suku di Kenya, Tradisi Waris Istri dan Pembersihan Janda

Bagi masyarakat di Benin, Voodoo adalah bagian dari alam dan kehidupan manusia. Roh-roh itu dipercaya hidup bersama dan berdampingan dengan manusia, serta makhluk hidup lainnya. 

Praktik Voodoo di Benin pun tak dianggap tabu. Bahkan di masa kini, Voodoo menjadi salah satu agama nasional sejak 1996 silam. Makanya setiap tahun, Festival Voodoo selalu dirayakan secara meriah dan dihadiri banyak orang. 

BACA JUGA:7 Suku Indonesia Tetap Ingin Hidup Tradisional di Era Modern

Para pengikut Voodoo sempat dipersekusi dan praktik Voodoo dilarang oleh Prancis pada 1685 ketika masih menjadi wilayah jajahannya, Voodoo tak pernah mati. 

Setelah menjadi agama nasional, Festival Voodoo pun saat ini tengah diusulkan menjadi salah satu kekayaan budaya pada UNESCO. 

Dalam pelaksanaannya, Para penari yang berpakaian seperti penjaga malam berputar-putar dalam kostum yang menyerupai tumpukan jerami berwarna-warni menghibur para penyembah dan juga para turis.

BACA JUGA:Tradisi Nyeleneh Nyotaimori atau Body Sushi di Jepang, Makan Sushi Pakai Body Wanita Sebagai Piringnya

Acara diawali dimana, delegasi dari berbagai komunitas Voodoo akan datang membawa upeti atau persembahan, dan menyerahkannya pada penyihir terkuat. Biasanya mereka datang mengenakan pakaian putih atau pakaian warna-warni dengan warna mencolok. 

Festival Voodoo dilakukan di Ouidah, di depan Gate of Return. Ouidah punya sejarah kelam bagi masyarakat Benin. Sebab, dulunya kawasan ini dijadikan pos perdagangan budak. 

Nah, Festival Voodoo ini menjadi salah satu acara untuk mengenang warga lokal yang harus terusir dari negaranya, karena dijadikan budak dan mereka yang diperdagangkan. Penganut Voodoo juga percaya bahwa tiap orang terlahir sebagai Voodoo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: