Mengenal Suku Asmat Papua, Titisan Dewa, Ahli Mengukir dan Pakaian dari Daun
Mengenal Suku Asmat Papua, Titisan Dewan, Ahli Mengukir dan Pakaian dari Daun--Istock
Dalam kepercayaan masyarakat Asmat, suku bangsa Asmat sekarang ini merupakan keturunan dewa yang turun dari dunia ghoib. Dewa-dewa itu turun ke bumi dan mendarat di suatu tempat di pegunungan.
BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan 8 Suku Asli Papua, Nomor 6 Dikenal Ganas
Dari sana mereka berpetualang dengan berbagai tantangan menelusuri sungai hingga tiba di daerah mana suku Asmat berdiam saat ini. Salah satu dewa yang dikenal adalah Fuumeripitsy yang dianggap sebagai nenek moyang suku Asmat di teluk Flaminggo.
Masyarakat Asmat mempercayai macam-macam roh yang digolongkan ke dalam 3 (tiga) jenis. Pertama arwah nenek moyang yang baik, yang disebut Yi – ow. Kedua arwah nenek moyang yang jahat, yang disebut Osbopan dan ketiga arwah nenek moyang yang jahat akibat orang itu mati konyol disebut Dambin – ow.
Orang Asmat juga mengenal macam-macam upacara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah nenek moyangnya, antara lain dengan menghiasi perisai, mengukir topeng, atau pembuatan patung.
BACA JUGA:Mengenal Suku Bugis, Keras, Haus Membunuh hingga Menjunjung Tinggi Kerhomatan
Pembuatan benda-benda ini biasanya dimeriahkan dengan pesta makan, nyanyian dan tarian serta peragaan kisah petualangan dewa Fuumeripitsy dengan gerakan dan dialog.
Untuk soal kematian, bila kepala suku atau kepala adat yang meninggal, maka jasadnya disimpan dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo.
Tetapi bila masyarakat umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini dijalankan dengan iringan nyanyian berbahasa Asmat dan pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga yang ditinggalkan.
BACA JUGA:7 Suku Ini Lakukan Cara Unik Agar Cantik, Bertato Hingga Leher Panjang
Selain terkenal dengan seni ukirnya, Suku Asmat juga mempunyai pakaian tradisional yang khas. Seluruh bahan untuk membuat pakaian tersebut berasal dari alam. Tidak salah bila menganggap pakaian Suku Asmat adalah representasi kedekatan mereka dengan alam raya.
Secara umum, pakaian adat pria dan perempuan Papua hampir sama, hanya memakai sebuah bawahan seperti androk yang terbuat dari rajutan daun sagu yang dibuat rapih menyerupai anderok atau rok dan dipakai sebagai bawahan.
Pada bagian kepala, dikenakan penutup yang terbuat dari rajutan daun sagu dan pada sisi bagian atasnya dipenuhi bulu burung kasuari.
BACA JUGA:Mengenal Suku Toraja, Tradisi Unik Pemakanan hingga Adu Kaki
Suku Asmat memkai pakaian adat Rumbai-Rumbai, hanya untuk menutupi bagian tertentu. Rumbai-Rumbai dibuat dari daun sagu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: