Suku Kerinci Tertua di Sumatera, Memiliki Ciri Berparas Tampan dan Cantik

Suku Kerinci Tertua di Sumatera, Memiliki Ciri Berparas Tampan dan Cantik

Suku Kerinci Tertua di Sumatera, Memiliki Ciri Berparas Tampan dan Cantik--Berbagai Sumber

Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id, Menurut Anthoni J. Whitten, kawasan alam kerinci telah didiami manusia semenjak 10.000 Tahun SM. Hasil penelitian serta catatan sejarah menyebutkan bahwa kelompok manusia yang pertama kali datang ke alam Kerinci disebut dengan nama Kecik Wok Gedang Wok.

Kelompok tersebut diduga kuat merupakan manusia pertama yang mendiami Pulau Sumatera.

BACA JUGA:8 Suku Asli Sumatera Utara, Keunikannya yang Perlu Diketahui

Peneliti asal Amerika Serikat yang melakukan penelitian pada tahun 1973 bersama tim Lembaga Purbakala dan peninggalan Nasional menyebutkan bahwa Suku bangsa Kerinci lebih tua dibandingkan dengan suku bangsa Inca di Benua Amerika.

Salah satu buktinya adalah manusia Kicik Wok Gedeng Wok yang belum memiliki nama panggilan secara individu, sedangkan bangsa Indian telah memiliki nama seperti Big Buffalo (kerbau besar) atau Little Fire (Api Kecil).

Pendapat dari Dr. Bennet Bronson yang menyebutkan manusia Kicik Wok Gedeng Wok telah ada jauh sebelum kedatangan gelombang perpindahan suku-suku dari Asia Tenggara ke Indonesia sangat beralasan. 

Salah satu daerah pedalaman yang dimasuki ras proto Melayu, termasuk Kerinci yang daerahnya telah didiami manusia Kecik Wok Gedeng Wpk.

BACA JUGA:7 Suku Tertua di Indonesia, Salah Satunya Hilang Secara Misterius

Dalam perkembangannya terjadi percampuran daerah yang kemudian melahirkan nenek moyang suku Kerinci. Seiring berjalannya waktu, keturunan nenek moyang orang Kerinci membuat pusat-pusat pemukiman yang tersebar di sejumlah pelosok alam Kerinci.

Sejarah Suku Kerinci

Dalam sejarahnya, bukti kehadiran manusia modern (Homo sapiens) terawal di kawasan Kerinci ditemukan di Gua Ulu Tiangko (Merangin Sekarang). Indikasi tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Bennet Bronsot dan Teguh Asmar (1941). 

Mereka berhasil menemukan adanya serpihan batu obsidian dan sisa tulang hewan. Penanggalan menggunakan radiokarbon menunjukkan aktivitas manusia modern pada sekitar 15.000 tahun yang lalu.

BACA JUGA:Keturunan dari Penguasa Langit Suku Nias Sumatera Utara Turun Ke Bumi dengan Menggunakan Ini

Migrasi para penutur Austronesia ke wilayah Kerinci terjadi pada sekitar 3500 tahun yang lalu. Bukti kehadiran mereka terdapat di situs Bukit Arat, dan situs Koto Pekih dengan temuan alat-alat neolitik dan tembikar slip merah. 

Bukti paleoekologi di sekitar Danau Bento juga menunjukkan kehadiran Austronesia di sana berupa indikasi aktivitas pertanian padi dan pengembalaan kerbau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: