Logam Tanah Jarang Harta Karun RI, Bikin Eropa Ingin Lepas dari China
logam tanah jarang-Radar Mumuko-net
Sejak maraknya permintaan pasar dunia, Badan Geologi telah secara rutin melakukan penyelidikan dan kajian LTJ.
Selain lembaga penelitian pemerintah, BUMN seperti PT Timah, Tbk juga aktif melakukan penelitian pemanfaatan sisa buangan tambang timah yang dimiliki terutama di wilayah Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Perusahaan ini juga menjalin kerjasama dengan BATAN, Kementerian Perindustrian, Badan Geologi dan Balitbang ESDM guna melakukan penelitian bersama dalam pengembangan LTJ.
BACA JUGA:Ekonom Sebut Indonesia Masih Mendominasi Sebagai Pemasok Kebutuhan Minyak Nabati Global
BACA JUGA:Aturan Deforestasi Bikin Pengusaha Kelapa Sawit Uring-uringan
Pada tahun 2016 telah dibentuk suatu konsorsium LTJ yang melibatkan para ahli untuk menangani penyelidikan mulai dari hulu, inventarisasi atau penyelidikan sumber daya, hingga bagian hilir yaitu pengolahan dan ekstraksi unsur LTJ maupun industri pembuatan aneka produk berbasis LTJ di dalam negeri.
Guru Besar Teknik Pertambangan ITB Irwandy Arif kepada media pernah mengatakan, Logam Tanah Jarang ini harganya memang jauh lebih tinggi ketimbang lithium dan menjadi incaran banyak negara.
Dari catatan Arif, China memiliki 44 juta metrik ton logam tanah jarang. Brasil 22 juta metrik ton, Vietnam 22 juta metrik ton, Rusia 12 juta metrik ton dan India 6,9 juta metrik ton.
Tentu saja melihat kondisi saat ini, maka China bisa dipastikan masih bisa ongkang-ongkang kaki jadi penguasa pasar rare earth dunia.
BACA JUGA:Telkomsel Sudah Upgrade Layanan 3G ke 4G di 60 Kabupaten
Tak heran pula jika ini dimanfaatkan pula oleh China untuk melakukan tekanan politiknya terhadap negara-negara yang ketergantungan rare earth tinggi seperti Eropa.
Mineral ini banyak diburu berbagai negara karena digunakan untuk banyak peralatan seperti memori komputer, DVD, baterai isi ulang, telepon seluler, konverter katalis kendaraan bermotor, magnet, lampu fluoresen dan lain-lain.
Bahkan baterai mobil dan peralatan komunikasi banyak menggunakan LTJ karena daya pakai yang lebih lama, mudah diisi ulang (recharge) dan mudah didaur ulang.
Penggunaan LTJ juga sangat bervariasi, mulai dari energi nuklir, kimia, katalis, elektronik, paduan logam dan optik.*
BACA JUGA:8 Fraksi Parpol Tolak Pemilu Sistem Tertutup, Ancam Cabut Kewenangan MK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: