Bukan Karena Perselingkuhan, Inilah Penyebab Utama Dari Perceraian
Ilustrasi--
RADARMUKOMUKO.COM - Tidaklah mudah dalam mengendarai bahtera rumah tangga. Sudah pasti, akan banyak sekali konflik yang dihadapi pasangan suami istri dalam kehidupan berkeluarga mereka.
Beberapa hal yang sering menjadi permasalahan diantaranya adalah masalah ketidakcocokan presepsi, saling beradu argumen dan tidak ada yang mengalah, ekonomi, serta masalah lain.
BACA JUGA:Terkonfirmasi, Bupati dan Wakil Bupati Salat Idul Fitri di Masjid Agung Mukomuko
Semua permasalahan tersebut pasti ada jalan keluarnya. Namun, tak sedikit diantara mereka memilih perceraian sebagai jalan keluar.
Banyak orang yang berpikir bahwa penyebab utama dari perceraian adalah karena perselingkuhan. Namun, menurut seorang Psikologi bernama John Gottman, ia menerangkan melalui bukunya yang berjudul “What Predicts Divorce?” Terdapat setidaknya empat penyebab dari perceraian dalam rumah tangga.
Ke empat penyebab tersebut antaranya adalah penghinaan, kritik, sifat Defensif, dan juga stonwallimg. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian yang telah ia lakukan terhadap 40000 pasangan selama lebih dari 50 tahun.
Menurutnya, penghinaan yang terjadi dalam rumah tangga akan menjadi perkataan yang negatif. Pada saat itulah pasangan yang menyatakan bahwa mereka lebih pintar atau lebih baik, sementara yang lain merasa direndahkan dan tidak dicintai.
Contohnya, adanya tindakan terus menyala perkataan pasangan dengan tidak sopan. Hal tersebut mengin dikasikan bahwa seseorang memandang pasangannya tidak memiliki sesuatu yang menarik atau penting untuk dikatakan.
BACA JUGA:Ada Warga Gak Puasa Lagi, Namun Shalat Ied Pilih Hari Sabtu, Apa Hukum dan Dasarnya?
Penghinaan tersebut pun akhirnya membuat salah satu pasangan tidak merasa adanya saling dukungan diantara keduanya. Ini terjadi karena pasangan yang seharusnya menjadi mitra malah akan terjadi seperti musuh.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Gottman Menyarankan perlu adanya saling keterbukaan terutama terkait dengan emosi satu sama lain. Contoh, jika pasanganmu membatalkan rencana makan malam, alih alih ingin memaki, kamu cukup menyatakan perasaan sedih se terbuka mungkin dengan pasanganmu.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: