LSD di Suka Maju, Disinyalir dari Sumber Makmur
KASUS BARU: Sapi milik warga Suka Maju, terindikasi terserang LSD, kasus terbaru.-Istimewa-radarmukomuko.com
BACA JUGA:Habiskan Rp 10 M, Disparpora OPD Kinerja Terbaik Pada 2022
BACA JUGA:Sendang Mulyo dan Penarik, Desa Terakhir Ajukan Pencairan
Sapi yang terserang LSD menunjukkan beberapa gejala seperti demam, timbul benjolan-benjolan pada kulit. Sehingga penyakit ini dinamai penyakit kulit benjol. Keropeng pada hidung dan rongga mulut dan pembengkakan pada kelenjar pertahanan.
Sapi yang terserang LSD, nafsu makannya menurun. Sehingga berat badanya cepat berkurang, alias kurus. Tingkat kematian relatif rendah.
Dan dibutuhkan waktu yang lama untuk meningkatkan berat badan sapi. Selain itu, bekas benjolan pada kulit, terlihat jelas. Tidak mudah hilang.
‘’Kerugian akibat LSD ini, ternak jadi kurus. Dan butuh waktu lama agar gemuk lagi. Tingkat Kematian rendah,’’ papar Zairan.
Belum ada obat antivirus khusus untuk pengobatan LSD. Langkah yang bisa diambil ketika sapi terserang LSD adalah perawatan lesi pada kulit, semprotan perawaran pada luka akibat LSD. Menggunakan antibiotik untuk mencegah infeksi pada kulit sekunder dan pneumonia.
BACA JUGA:Bupati Tidak Salahkan Pejabat RSUD, Tapi Karena Warisan Utang
Menggunakan obat penghilang rasa sakit, untuk menjaga nafsu makan.
‘’Untuk pencegahan bisa dilakukan vaksinasi. Hanya saja, vaksin itu belum ada. Kami sedang mengajukan vaksin LSD ke pemerintah provinsi,’’ demikian Zairan.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: