ASN Ini Tajir Berkat Sukses Bertani Cabai

ASN Ini Tajir Berkat Sukses Bertani Cabai

M. Yakin berada diantara tanaman cabai miliknya.-IST/RM-radarmukomuko.com

SELAGAN RAYA, RADARMUKOMUKO.COM - M. Yakin adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas sebagai kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Selagan Raya.

Di luar tugasnya sebagai kepala Puskesmas, M. Yakin bekerja sampingan sebagai petani cabai. Tanam cabai telah dilakukan sejak 9 tahun lalu.

BACA JUGA:10 Provinsi Penghasil Buah Duku di Indonesia Terbanyak Sumsel, Duku Komering Terkenal Manis Perhatikan Cirinya

Lokasinya di Desa Sungai Ipuh, Kecamatan Selagan Raya. Luas lahan sekitar 0,5 Hektare (Ha). Ketika harga sedang mahal, M. Yakin bisa mendapatkan keuntungan hingga ratusan juta. Ketika ketemu harga murah, tetap mendapatkan keuntungan. Meskipun lebih sedikit. 

"Kalau harga tinggi, hasil panen bagus, keuntungan lumayan. Kadang juga ketemu harga rendah, buah banyak rusak," jelas Yakin saat ditemui wartawan. 

Dikatakan M. Yakin, dirinya tanam cabai berulangkali di lahan yang sama. Secara berturut-turut. Hal seperti ini tidak banyak dilakukan oleh orang lain. Bahkan petani cabai itu sendiri. Mereka berpikir, tanam cabai di lokasi yang sama, berturut-turut, hasilnya pasti tidak memuaskan. Banyak penyakit, banyak hama dan sebagainya. Hal itu tidak berlaku bagi M. Yakin. Ia tanam cabai di lahan yang sama, 9 kali berturut-turut. Hasilnya selalu memuaskan. Rugi sedikit hal yang biasa. Untung banyak, sering didapat. 

BACA JUGA:KASN Beri Keistimewaan, Pengangkatan Sekda Mukomuko Tak Perlu Dilelang, Ini Alasannya

"Kuncinya pada perawatan. Selain menggunakan obat dan pupuk kimia, saya selalu memberikan pupuk organik. Fungsinya untuk menjaga kesuburan tanah" tambah M. Yakin. 

Dalam menanam dan merawat tanaman cabai, M. Yakin tidak bekerja sendiri. Ia dibantu keluarga dan tetangga. Mulai dari olah tanah, tanam dan perawatan, hingga panen. Selain mendapatkan keuntungan, tanam cabai juga membuka lapangan kerja. 

"Kita berbagi rezeki dengan tetangga. Mereka membantu tanam, hasilnya Kita berbagi. Dalam bentuk upah kerja," papar M. Yakin. 

BACA JUGA:Ribuan Warga Belum Urus Data Kependudukan, Di sini Paling Banyak

Disampaikan M. Yakin, setiap pekerjaan selalu ada suka dan dukanya. Begitu juga dengan bertani cabai. Sukanya, ketika mendapatkan harga tinggi, keuntungan yang didapat besar. Sebaliknya, saat harga rendah, keuntungan tipis, bahkan rugi. Namun demikian, jika dirata-ratakan, masih banyak untung, dibandingkan rugi. Harga cabai di pasaran, biasanya berkisar antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Sekali waktu, dibawah Rp 20 ribu, juga di atas Rp 80 ribu per kilogram. 

"Saya jual cabai Rp 10 ribu per kilogram pernah. Jual Rp 90 ribu per kilogram, juga pernah. Namanya usaha, kadang rugi, kadang untung. Tapi banyak untungnya. Kalau rugi terus ya bangkrut kita," tutup M. Yakin.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: