Program Ketahanan Pangan Berangan Mulya Bermasalah?

Program Ketahanan Pangan Berangan Mulya Bermasalah?

--

RADARMUKOMUKO.COM – Pemerintah Desa (Pemdes) Brangan Mulya, Kecamatan Teramang Jaya, melaksanakan dua kegiatan program ketahanan pangan Dana Desa (DD) tahun 2022. Pertama pengadaan 2 ekor kerbau, dipotong kemudian dibagikan kepada warga. Pembagian daging kerbau dilakukan menjelang Idul Fitri. Kedua pengadaan bibit indukan ayam kampung. Sebanyak 648 ekor ayam dibagikan kepada warga yang termasuk dalam 6 kelompok. Pembagian ayam dilakukan pada 11 Agustus lalu. Sebagian warga menduga, realisasi program ketahanan pangan tidak melalui prosedur yang ada. Diantaranya adalah tidak adanya Musyawarah Desa (Musdes) untuk menentukan jenis barang. Masalah lain, ada dugaan pembentukan kelompok dilakukan setelah ayam dibagikan. Ada juga dugaan markup harga. Di mana harga 1 ekor ayam Rp 100 ribu. Ada juga dugaan pemalsuan tanda tangan penerima program. Warga berpendapat, ayam yang dibagikan bukan ayam kampung pada umumnya, melainkan jenis Jowo Super (Joper). Setelah 1 bulan berjalan, tingkat hidup ayam, diperkirakan kurang dari 10 persen. Atas berbagai dugaan tersebut, warga mengadu dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) selaku wakil masyarakat.

 

Tokoh masyarakat, yang juga mantan Kades Brangan Mulya, Ali Sarman, program ketahanan pangan ini tidak melakukan perencanaan yang matang. Akibatnya uang negara hilang percuma. Ia mencontohkan, untuk membeli 648 ekor, desa mengeluarkan dana Rp 64.800.000,-. Dengan banyaknya ayam yang mati, maka uang terbuang secara sia-sia. Dengan demikian, program pemerintah tidak tercapai. Hal yang demikian bisa dihindari jika pemerintah desa mengikuti prosedur yang ada. Bicara soal harga, Ali Sarman juga menilai ada kejanggalan. Jika dibandingkan dengan harga pasaran, harga ayam program desa ini jauh lebih mahal. Ali Sarman juga menyampaikan, BPD selaku wakil masyarakat perlu melihat secara jeli masalah ini.

 

‘’Kalau harga pasaran, ayam jenis itu dengan ukuran sekitar 9 ons sekitar 30 ribu. Tapi desa menganggarkan Rp 100 ribu. Harga ini tentu menjadi pertanyaan bagi masyarakat,’’ ujar Ali Sarman.

 

Wakil Ketua (Waka) BPD Brangan Mulya, Gito Rollies, mengaku sudah menerima laporan masyarakat atas masalah tersebut. Sebagai tindak lanjut, BPD akan membahas masalah ini secara intern lebih dulu. Tidak menutup kemungkinan, BPD akan memanggil Kades untuk dimintai keterangan. Dikatakan Gito, pihaknya sudah mengantongi data-data yang dibutuhkan. Baik terkait pengadaan kerbau maupun ayam.

 

‘’Ini masalah serius, ada dugaan merugikan negara dan masyarakat. Merugikan negara karena harga ayam yang begitu tinggi. Merugikan masyarakat karena tidak mendapat manfaat dari program ini. BPD akan melakukan rapat intern untuk membahas pengaduan masyarakat ini,’’ ujar Gito diamini anggota BPD lainnya, Daratul Laila dan Aris Budiadi.

 

Terpisah, Kade Brangan Mulya, Adnan Hamidi, membantah tudingan ini. Ditemui di kantornya, Adnan menjelaskan realisasi program ketahanan ini sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Jika ada tudingan tidak ada Musdes, kemungkinan besar warga tidak hadir. Pembentukan kelompok serta jenis barang, berdasarkan hasil Keputusan rapat. Terkait soal harga, Kades mengakui Rp 100 per ekor. Harga tersebut termasuk pajak dan biaya operasional. Terkait berbagai tudingan miring yang diarahkan kepadanya, Kades mengakui tidak ambil pusing. Alasannya Indonesia merupakan negara demokratis. Beda pendapat merupakan hal yang lumrah. Ketika ada warga yang tidak setuju dengan program desa, dianggap hal wajar.

 

‘’Saya pastikan warga yang mendukung program desa, jauh lebih banyak dibandingkan yang kontra. Ini negara demokratis. Beda pendapat hal yang biasa,’’ demikian Adnan Hamidi.(dul)     

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: