Warga Mukomuko Digempur Masalah

Warga Mukomuko Digempur Masalah

--

RADARMUKOMUKO.COM – Setahun terakhir, warga Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, digempur berbagai masalah. Petani dan peternak dihantui kemunculan harimau. Penyelam takut buaya. Nelayan tradisional terganggu aktivitas kapal besar.

Beberapa bulan terakhir, harimau Sumatera (Panthera tigris) muncul di kawasan permukiman warga UPT Lubuk Talang, Desa Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman. Kemunculan si raja hutan diduga berjumlah 4 ekor di desa itu, sempat memangsa 2 ekor sapi milik warga. Akibatnya, warga takut beraktivitas di kebun. 

BACA JUGA:BPR Mukomuko Diupayakan jadi BPRS

Sebelum penemuan harimau di UPT Lubuk Talang, warga Talang Buai, Kecamatan Selagan Raya juga sempat dihebohkan dengan penemuan harimau berukuran besar, masuk di kawasan perkebunan. Hingga warga takut menjalani aktivitas kerja di kebun. 

Menyusul, kemunculan 2 ekor harimau di kawasan perkebunan kelapa sawit areal DDP Desa Air Berau, Kecamatan Pondok Suguh. Penemuan harimau ini, diduga usai memangsa sapi milik warga. Saat penemuan, warga setempat juga menemukan sapi dalam kondisi mati akibat luka parah karena gigitan dan cengkeraman.

Terbaru, warga RT 8 Danau Nibung, Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko. Juga heboh dengan penemuan jejak mirip dengan telapak kaki harimau di kawasan perkebunan sawit milik warga setempat. 

Belum lagi masalah buaya. Aliran sungai yang dipercaya tidak dihuni buaya. Sekarang hampir semua aliran sungai dihuni buaya. Akibatnya, warga yang menggantungkan sumber ekonominya di aliran sungai, terganggu menjalani aktivitas. Bahkan tercatat baru-baru ini, 3 orang warga yang melaksanakan aktivitas di aliran sungai meninggal diterkam buaya. 

Beberapa peristiwa yang dirangkum. Salah seorang warga di Kecamatan Sungai Rumbai, meninggal saat menjaring ikan di aliran Sungai Air Gegas. 

BACA JUGA:Harga TBS Tertinggi di GSS, Terendah di SAPTA

Kemudian, warga Kecamatan Pondok Suguh, meninggal dalam kondisi mengenaskan setelah diterkam buaya saat mancing di aliran Sungai Air Hitam. Terakhir, penyelam lokan di Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko. Diduga meninggal dunia setelah diterkam buaya aliran Sungai Selagan. 

Selain ancaman dari binatang buas. Warga Kabupaten Mukomuko juga digempur masalah lain. Teranyar, nelayan tradisional Mukomuko. Alat tangkap dan rumpon yang mereka pasang di laut, banyak di temukan rusak dan hilang. Para nelayan tradisional Mukomuko menduga kerusakan itu akibat ulah nelayan lain yang menggunakan kapal besar. 

BACA JUGA:Tangguh Bencana, Kepala BPBD Provinsi Edukasi Warga

Kondisi yang dialami warga Kabupaten Mukomuko mengundang perhatian pengurus Rumah Aspirasi Mukomuko. Menurut Koordinator Rumah Aspirasi Mukomuko, Musfar Rusli. Beberapa persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, mesti disikapi serius pemerintah. 

‘’Kemunculan harimau. Peristiwa banyaknya buaya di sungai dan peristiwa kerusakan alat tangkap nelayan tradisional tidak bisa didiamkan. Ini akan berdampak pada percepatan ekonomi masyarakat. Pemerintah mesti melakukan upaya untuk mengatasi persoalan tersebut,’’ ungkap Musfar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: