Harga Sawit Mendekati Rp 1700
Petani Kelapa Sawit--
RADARMUKOMUKO.COM – Pelan tapi pasti, harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit terus mengalami kenaikan. Kemarin, beberapa pabrik pengelola buah sawit kembali menaikkan harga beli sawit.
Kenaikan bervariasi antara Rp 20 hingga Rp 60 per kilogram. Ada juga pabrik yang masih bertahan dengan harga sebelumnya, diantaranya PT. BMK, PT. USM dan PT. SSJA. Meskipun ada kenaikan, harga sawit terendah masih sama dengan hari sebelumnya Rp 1.410/Kg di PT. SSJA dan tertinggi Rp 1.690/Kg di PT. USM.
Sebagaimana disampaikan oleh Sudiyanto, salah seorang PNS di Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Kabupaten Mukomuko, kemarin (30/8).
Sedangkan harga di tingkat petani bervariasi. Selisih harga antara pabrik dengan petani, berkisar antara Rp 150 hingga Rp 300 per kilogram, diluar upah panen dan langsir.
‘’Pelan tapi pasti, harga sawit terus mengalami kenaikan. Harga sawit di petani sudah di atas Rp 1.000 per kilogram,’’ ujar Sudiyanto.
Kades Marga Mukti, Marwanto, kenaikan harga sawit ada sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, bagi petani yang memiliki kebun sawit, pendapatan meningkat.
Semakin luas kebunnya, semakin banyak pendapatan dan meningkat kesejahteraannya. Ketika harga sawit menyentuh angka Rp 3 ribu per kilonya, gaya hidup petani berubah total.
Contohnya langsung beli motor atau mobil, bangun rumah dan lain sebagainya. Sisi negatifnya adalah, kebun sawit membuat pemiliknya manja. Dengan kata lain, dengan memiliki kebun sawit yang luas, warga menjadi malas dan hilang kreativitasnya.
Seluruh kebutuhan disandarkan dari hasil kebun sawit. Ketika harga tinggi, hal tersebut tidak menimbulkan masalah. Ketika harga sawit jatuh, warga kelimpungan. Pusing mencari uang untuk bayar kredit bank atau motor. Belum lagi biaya hidup lain.
Ketika harga sawit jatuh, beberapa waktu lalu, banyak warga yang stres.
‘’Terkait sawit ini, kita hanya memiliki, tapi tidak bisa menggunakan. Ketika panen sawit, hanya ada satu cara, menjual. Dengan demikian, ekonomi kita sangat tergantung pihak lain,’’ jelas Marwanto.(dul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: