Pabrik Terkesan Lamban Naikkan Harga TBS

Pabrik Terkesan Lamban Naikkan Harga TBS

Truk pembawa muatan Kelapa Sawit ke pabrik--

RADARMUKOMUKO.com – Ketetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) terbaru dari pemerintah provinsi bersama pengusaha sudah diangka Rp 1.677 per-kg. 

Namun pabrik sawit yang ada di Mukomuko terkesan lamban dalam merespon. Harga di pabrik sesuai data terbaru, tertinggi masih diangka Rp 1.500 per-kg yaitu di pabrik PT.USM, terendah Rp 1.360 per-kg oleh PT.Sapta.

Padahal dikutip dari berbagai pemberitaan media, di beberapa daerah harga TBS sudah di atas Rp 2000 per-kg, seperti di Riau sudah ada pabrik yang membeli hingga Rp 2.433 per-kg.

Berikut rincian harga TBS di pabrik di Mukomuko, dimana PT.USM tertinggi Rp 1.500 per-kg, diikuti PT.DDP dan pabrik PT.SAP Rp 1.480 per-kg dan PT.BMK Rp 1.460 per-kg. Terus di PT.DDP dan pabrik MMIL serta PT.SSS Rp 1.420 per-kg. Di PT. KSM, PT.KAS, masih Rp 1.400 per-kg. Terendah di PT.SAPTA Rp 1.360 per-kg.

Kadis Pertanian Mukomuko, Apriansyah,ST,MT mengatakan sesuai data terbaru kenaikan harga hanya di sebagian kecil pabrik, seperti di SAPTA. Padahal untuk ketetapan provinsi, setelah dikurangi toleransi 5 persen, harga sudah Rp 1.677 per-kg. Harapannya seluruh pabrik dapat segera menyesuaikan harga beli mereka dengan ketetapan yang ada.

‘’Sekarang memang laporan data yang ada, pabrik belum menaikkan harga sesuai dengan ketetapan tim provinsi yang sudah mencapai Rp 1.677 per-kg,’’ kata Apriansyah.

Lanjutnya, terhadap pabrik yang masih membeli TBS jauh dibawah ketetapan, pihaknya sudah melakukan koordinasi. Alasan yang mereka kemukakan, karena masih ada kendala dalam proses penjualan, sementara stok CPO di tangki penyimpanan masih banyak. 

Seperti di PT.SAPTA yang membeli dengan harga terendah, keterangan dari managemen pabrik, penjualan mereka masih terbatas, hanya 4 mobil tangky dalam 3 hari, sementara stok masih diangka 2 ribu ton.

‘’Alasan pabrik masih tersendat dalam penjualan, rencananya kita akan undang semua managemen pabrik untuk mepertanyakannya secara jelas,’’ paparnya.

Masih disampaikannya, pengawasan akan terus dilakukan, karena terkait dengan harga ini, Dinas pertanian juga mendapat tekanan dari provinsi. Maka harapannya semua pabrik dapat kerjasama dan jujur dalam transaksi. Pada penetapan harga lalu, menurutnya pabrik di Mukomuko masih enggan menyampaikan data penjualannya.

‘’Kita juga ditekan oleh provinsi, kalau pabrik masih membeli dibawah ketetapan, maka kita berharap kerjasama semuanya,’’ pungkas Apriansyah.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: