Pimpin RSUD Mukomuko, Bustari Bertekad Kuat untuk Berbebah
--
RADARMUKOMUKO.COM - Minggu pertama Drs. H. Bustari Maler, M.Hum menjabat sebagai pelaksana tugas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko. Drs. Bustari Maler, MM langsung bergerak, melakukan pemetaan, pendataan berbagai persoalan yang terjadi di rumah sakit kebanggaan daerah tersebut. Bustari bertekad, di tanggannya RSUD Mukomuko dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Ciptakan kenyamanan kerja pegawai hingga perbaikan system tata kelola keuangan.
Termasuk hak para tenaga medis dan karyawan. Diakuinya banyak hal-hal yang perlu dibenahi. Selain itu, ia merasakan perbedaan besar. Memimpin rumah sakit dengan OPD. Karena baru memulai ia masih tahap pemetaan kondisi yang ada di RSUD. Kemudian melakukan peninjauan ke seluruh sektor pelayanan serta lingkungan.
Diakuinya ada beberapa persoalan yang menjadi perhatian, salah satunya terkait dengan pelayanan, gaji petugas, uang jasa dan termasuk kebutuhan medis lainnya.
‘’Kita masih tahap pemetaan kondisi dan persoalannya. Sesuai dengan perintah bupati. Melaksankan pembenahan di rumah sakit. Mudahan saja semua bisa berjalan dengan baik,’’ kata Bustari.
Lanjutnya, beberapa persoalan penting mulai dibenahi, diantaranya menyangkut dengan pembayaran jasa piket, jasa medis para petugas dan dokter.
Karena memang ada beberapa bulan belum dibayar, padahal ini sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Kemudian juga untuk laboratorium sedang dibenahi, ditargetkan minggu depan sudah aktif.
Karena labor ini sangat membantu tugas sokter dalam menganalisa gejala sakit pasien.
‘’Persoalan yang mendasar ini kita coba uraikan dan selesaikan lebih dulu. Seperti jasa petugas ini berkaitan dengan semangat kerja kawan-kawan dalam memberi pelayanan.
Juga beberapa peralatan pendukung pelayanan harus segera di benahi,’’ tegas asisten II Setdakab ini.
Masih disampaikan Bustri, walau masih baru menjalankan tugas direktur RSUD, ia merasakan perbedaan yang mencolok dengan OPD lain. Karena menyangkut pelayanan terhadap masyarakat yang dalam kondisi sakit atau tidak stabil secara emosi. Ia menekankan pada petugas untuk melaksanakan tugas sesuai prosedur dan mengutamakan rasa empati.
Ia juga mengatakan masyarakat perlu memahami mekanisme penanganan dan pelayanan.
‘’Masyarakat ini kadang tidak paham dan dalam kondisi panik, sehingga kerap bereaksi keras terhadap petugas. Padahal mereka tidak paham mekanismenya.
Contohnya soal rujuk pasien, tidak bisa dilaksanakan sesuai keinginan keluarga pasien, harus menyesuaikan dengan rumah sakit tujuan sistem online.
Sementara pihak keluarga tidak memahi, sehingga beranggapan petugas yang lamban. Maka saya katakan memang berbeda dengan OPD lain,’’ tutupnya.(nek/prw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: