Melongok ‘Mas Pur Waroeng Bebakaran’

Melongok ‘Mas Pur Waroeng Bebakaran’

Selama Puasa Tidak Buka

MAS Pur Waroeng Bebakaran adalah rumah makan yang beralamat di jalan Danau Nibung, Desa Kota Praja, Kecamatan Air Manjuto. Tepatnya sekitar 200 meter dari simpang RSUD Mukomuko. Rumah makan ini menyediakan menu utama berupa tengkleng kambing, iga bakar dan ayam bakar. Menu yang disajikan paduan antara masakan Jawa dengan rasa manis gurih dipadukan dengan masakan Sumatera. Masakan ini sepertinya cocok dengan lidah Sumatera yang cenderung suka dengan rasa pedas. Setelah 5 tahun berdiri, pelanggan 'Mas Pur Waroeng Bebakaran' ini berasal dari segala kalangan mulai rakyat hingga pejabat. Berikut liputannya SAHAD ABDULLAH - Air Manjuto Merah menyala menjadi ciri khas gedung 'Mas Pur Waroeng Bebakaran'. Selain melambangkan semangat, warna merah juga terkesan menonjol sehingga mudah ditemukan. Begitu kata Purwa Nugraha, SST. Par, pemilik rumah makan ini, saat ditemui pada Kamis malam sekitar pukul 18.30 WIB. Menjelang waktu magrib, pintu ditutup sementara, sekitar 20 menit, hanya menyisakan celah sekitar 50 senti meter. Seluruh aktivitas pelayanan dihentikan sementara. Hal itu dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi 8 orang karyawan menjalankan sholat magrib. Mas Pur Waroeg Bebakaran ini memiliki berbagai jenis menu. Selain menu utama berupa tengkleng kambing, iga bakar dan ayam bakar. Ada juga menu tambahan ikan dan sea food, nila bakar, cumi-cumi bakar, udang bakar, kepiting bakar serta pindang ikan. Ada juga menu serba daging sapi, berupa sop, serta soto Medan daging sapi. Juga tersedia berbagai jus dan minuman. Bicara soal harga, bisa disesuaikan dengan isi kantong. Yang pasti terjangkau untuk semua kalangan. Selain menyajikan berbagai menu, ruangan berkapasitas 45 orang didesain sedemikian rupa dan membuat pelanggan betah dan nyaman. ''Ini bukan rumah makan siap saji, menu baru dimasak setelah ada pesanan. Sehingga butuh waktu 15-30 menit untuk setiap pesanan. Waktu tunggu bisa lebih lama saat sedang ramai, '' tutur ayah 1 anak ini. Pengunjung bisa memilih tempat duduk yang dirasa nyaman. Ada 6 meja lesehan dan 6 meja kursi. Mas Pur Waroeng Bebakaran, buka mulai pukul 10.30 WIB dan tutup pukul 21.00 WIB. Hari Jumat libur. Pada hari-hari libur, khususnya Sabtu dan Minggu, jumlah pengunjung lebih ramai. Pada hari kerja, Waroeng Bebakaran mulai ramai sekitar pukul 11.30 WIB hingga pukul 14.30 WIB. Sore hari mulai ramai pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. ''Ada 15 orang yang bekerja, terbagi menjadi 2 shif. Shif pagi sampai sore, dan shif siang sampai malam. Kalau mau cepat, bisa pesan dulu lewat telepon,'' kata Pur. Kalau warga ada acara ulang tahun, arisan, dan sebagainya serta tidak mau repot masak, bisa pesan ke Mas Pur Waroeng Bebakaran. Melayani gatering dan nasi kotak. Menu disesuaikan dengan anggaran yang ada. Bisa juga booking tempat di Mas Pur Waroeng Bebakaran. ''Kalau mau booking tempat, bisa sehari sebelumnya. Tarif disesuaikan dengan menu yang dipesan,'' katanya. Ketika kami sedang ngobrol ditemani 1 gelas jus mangga, tiba-tiba datang Indra Syahroni, ia tinggal di perumahan yang ada di Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko. Ia merupakan pelanggan setia Mas Pur Waroeng Bebakaran. Menu favorit Roni ada ayam bakar dan telur dadar bakar. Setidaknya 1 bulan sekali, Roni menikmati menu kesukaannya. Kadang makan bersama keluarga di lokasi, tidak jarang pesanan dibungkus. Tidak jarang, Roni mengajak teman dan rekan bisnis makan di Mas Pur Waroeng Bebakaran. ''Hubungan saya dengan Mas Pur, bukan sekedar konsumen dengan pelanggan. Kami sering diskusi banyak hal,'' kata Roni. ''Telur dadar bakar, sudah lama dihapus dari daftar menu. Ketika ada pengunjung yang pesan itu, berarti pelanggan lama. Salah satunya pak Roni ini,'' kata Pur menimpali. Mas Pur Waroeng Bebakaran, kenal luas, bukan hanya di Kabupaten Mukomuko, tapi hingga Kabupaten Pesisir Selatan. Pelanggannya juga dari berbagai kalangan. Tidak jarang, tamu daerah diajak makan di sini. Bagi yang penasaran dengan menu Mas Pur Waroeng Bebakaran, segera datang. Selama bulan suci Ramadhan, rumah makan tutup ini, dan buka kembali setelah Idul Fitri. Setelah jus dalam gelas kering, saya pamitan, pulang. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: