Setiap Tahun Warga Mukomuko Diserang Buaya

Setiap Tahun Warga Mukomuko Diserang Buaya

Muharamin : Harus Ditakarkan Satu Tempat

MUKOMUKO, harianradarmukomuko.com – Peristiwa meninggalnya Sabri (55) warga Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko, akibat digigit buaya pada Senin (21/2) lalu, cukup mengagetkan. Namun perlu diketahui, konflik berdarah antara warga dengan “kadal raksasa” ini bukan yang pertama dan bahkan hampir setiap tahun terjadi. Peristiwa buaya menyerang manusia pernah terjadi di Air Hitam, Sungai Rumbai, Desa Kuala Teramang, di aliran Sungai Air Manjuto dan beberapa lokasi lain. Berdasarkan data, sekitar 60 persen sungai di Mukomuko merupakan habitat buaya, sementara sungai juga menjadi jantung ekonomi sebagian masyarakat. Diantara Sungai yang diduga dihuni buaya yaitu, Air Manjuto, Sungai Selagan, muara Sungai Teramang Besar dan Teramang Kecil, Air Hitam, Sungai Retak dan buaya juga diinformasikan pernah terlihat di sungai Air Rami, Teras Terunjam serta lainnya. Perkiraan populasi buaya di Kabupaten Mukomuko ratusan ekor dan terus berkembang. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melalui Kepala Resor Mukomuko, Rasidin menyampaikan, mayoritas di seluruh perairan khususnya sungai yang bermuara ke laut di wilayah Kabupaten Mukomuko ada buaya. Ia juga mengakui setiap tahun ada peristiwa buaya menyerang manusia. Beberapa tahun lalu kejadian di Padang Gading, korbannya meninggal dunia. Tahun 2017 di Desa Gading Jaya korban selamat. Tahun 2018 lalu di Air Hitam, satu orang meninggal dunia. Ada juga kejadian lainnya, tapi tidak melapor. ‘’Yang jelas kita imbau masyarakat untuk lebih berhati-hati. Terutama warga yang beraktifitas di perairan sungai yang bermuara ke laut. Karena populasi buaya dipastikan ada. Jangan ada lagi perburuan terhadap buaya. Pengalaman yang pernah terjadi, ada anak buaya di bunuh sehingga buaya-buaya lainnya yang berukuran lebih besar lebih mengganas dan mencari mangsa siapapun yang berada di sekitar perairan tempat buaya tersebut berada,’’ terangnya Menyikapi hal ini, salah seorang anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Mukomuko, Ir. Muharamin mengatakan persoalan ini tidak bisa dianggap enteng, harus dicari solusinya. Sebab bisa saja akan jatuh korban lain dari pihak warga dan tidak menutup kemungkinan buaya yang menjadi korban perburuan oleh warga. ‘’Ini tidak bisa dibiarkan dan dianggap biasa, harus ada solusinya dari pihak terkait dalam hal ini, BKSDA. Buaya di Mukomuko cukup banyak, 60 persen sungai kita dihuni buaya dan menjadi tempat beraktivitas warga,’’ kata Muharamin. Usulannya, BKSDA dan pihak terkait lainnya melakukan penakaran buaya di satu tempat. Karena tidak mungkin meminta warga yang mengalah, sebab mereka beraktivitas di sungai untuk menyambung hidup. ‘’Orang jelas cari makan di sungai, maka harusnya buaya ini ditakarkan di satu lokasi. Sebab buaya hewan dilindungi, tidak boleh diburu,’’ tutupnya.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: