Warga Trans Lapindo Tak Berani ke Kebun
BKSDA Diminta Pindahkan Harimau
MALIN DEMAN - Hari ini Kamis 27 Januari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Resort Mukomuko, turun ke Desa Lubuk Talang Trans Lapindo, Kecamatan Malin Deman. Mereka akan berupaya untuk mengevakuasi keberadaan harimau yang tengah berkeliaran di wilayah tersebut. Namun sebelum mengambil tindakan, tim gabungan BKSDA resort Mukomuko bersama Kesatuan Pemangku Hutan Konservasi (KPHK) Seblat, akan mempelajari bukti kongkrit dan melacak keberadaan harimau itu terlebih dahulu. Karena untuk mengatasi keberadaan harimau itu ada dua alternatif. Pertama, kemungkinan bisa diusir dengan suara bunyi-bunyian. Kedua ada kemungkinan memasang kerangkeng. Kepala Seksi Konservasi wilayah 1 Balai KSDA Bengkulu, Sahid Jauhari, S.Hut, M.Si saat dihubungi mengatakan, wilayah Trans Lapindo tersebut memang berbatasan langsung dengan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan hutan milik negara. Dan wilayah itu memang dekat dengan wilayah tempat habitat harimau, beruang, gajah dan lain sebagainya. "Wilayah Trans Lapindo itu ada spot hutan, memang tempat wilayah jelajahnya habitat harimau, gajah dan beruang juga ada di sana. Sementara jarak perlintasan atau aktivitas harimau dalam satu hari kadang-kadang mencapai 17 kilo meter. Karena wilayah Trans Lapindo ini berdampingan langsung dengan hutan. Jadi wilayah Trans Lapindo itu berpotensi menjadi perlintasan harimau," kata Sahid Jauhari Kamis,(27/1) kemarin. Lanjutnya, salah satu upaya yang sudah dilakukan. Pada tanggal 11 dan tanggal 12 Januari lalu, pihaknya sudah pernah turun ke wilayah Trans Lapindo. Dan melakukan pengusiran harimau ke wilayah hutan milik negara. Kemunculan harimau tersebut ada kemungkinan besar dipicu adanya dugaan perambahan hutan negara oleh warga. Karena adanya perambahan dan membuat wilayah jelajahnya terbatas.Sehingga memicu harimau itu keluar dan mencari makan dan sampai melintas ke wilayah pemukiman penduduk. "Itu salah satu upaya yang sudah pernah kita lakukan. Kita sudah melakukan pengusiran. Sekarang keberadaan harimau itu kembali muncul dan melintas di dekat pemukiman warga. Dan mencari ternak warga," jelas Sahid. Masih dilanjutkan, terkait dengan keberadaan harimau saat ini. Tim gabungan BKSDA resort Mukomuko akan kembali turun ke Trans Lapindo. Dan mengecek lokasi keberadaan harimau itu. Tim BKSDA resort Mukomuko sudah membawa kerangkeng. Kalau masyarakat bersedia membantu kemungkinan besar alat tangkap itu dipasang. Selain itu cara mengatasinya juga bisa dengan cara mengusir dengan bunyian alat meriam dan petasan suara lainnya. " Hari ini (kemarin red) tim gabungan BKSDA resort Mukomuko akan langsung turun. Dan berharap warga setempat juga bisa ikut membantu tim gabungan itu untuk mengevakuasi keberadaan harimau tersebut," tutupnya. Sementara Kepala Desa (Kades) Lubuk Talang Kecamatan Malin Deman, Siswandi saat dikonfirmasi terkait keberadaan harimau itu mengatakan, Saat ini warga Trans Lapindo sudah di atas waspada terkait dengan keberadaan harimau tersebut. Bahkan Kamis pagi,(27/1) kemarin, ada salah satu warga yang melapor menemukan jejak harimau di kebun sawit miliknya. Dan membuat mereka langsung pulang ke rumah dan tidak berani panen. "Karena melihat jejak harimau. Saat ini yang bersangkutan tidak berani panen sawitnya. Dan saya sebagai Kades juga menyarankan untuk menunda dulu panen untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Siswandi kepada Radar Mukomuko Kamis kemarin. Menurutnya, penyebab kemunculan harimau ini. Bisa jadi karena beberapa waktu lalu warga setempat banyak menemukan babi yang mati diduga karena diserang virus. Karena itu, binatang buas tersebut kesulitan untuk mendapatkan makanan. Sehingga melintas di pemukiman penduduk. Dan mencari ternak warga setempat. Yang dikhawatirkan kalau keberadaan harimau ini dibiarkan. Ternak warga setempat akan punah. Selanjutnya masyarakat menjadi sasaran. "Tetapi masalah ini sudah kita sampaikan ke pihak yang berwenang dalam hal ini BKSDA. Kita harap BKSDA segera turun kalau bisa keberadaan harimau tersebut langsung dievakuasi atau dipindahkan. Karena harimau itu sudah masuk ke pemukiman warga. Kejadian sapi yang diterkam harimau Rabu,(25/1) dini hari, itu jaraknya hanya 15 meter dari rumah pemiliknya," tutup Siswandi.(cw)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: