Mukomuko Miliki Bahan Baku Listrik Biomassa Skala Besar
MUKOMUKO – Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu membuka pintu selebar-lebarnya bagi para investor pemodal besar yang minat mengembangkan usahanya. Disamping potensi kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki, peluang investasi di daerah ini cukup menjanjikan hasil yang setimpal. Karena juga didukung dengan kondisi masyarakatnya yang cenderung hidup damai dan bersahabat dengan lingkungan. Seperti saat ini, telah berdiri belasan pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan puluhan ribu hektare (Ha) Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) milik investor. Mereka dapat menjalani bidang usahanya dengan penuh kenyamanan. ‘’Kita pemerintah daerah welcome investor. Senang, dan membuka pintu seluas-luasnya bagi investor yang minat untuk mengembangkan usahanya di Mukomuko,’’ begitu disampaikan Bupati Mukomuko, H. Sapuan, SE., MM., Ak, CA., CPA mengawali diskusinya dengan crew radarmukomuko.com di Mukomuko, Senin (17/01/2022). Seiring dengan keberadaan pabrik CPO di Mukomuko. Bupati Sapuan menyampaikan bahwa daerah ini juga memiliki potensi investasi di bidang kelistrikan. Tidaklah berskala besar, dengan ketersediaan bahan baku dari limbah pabrik berupa cangkang dan janjangan kosong (Jangkos) bekas pembakaran TBS, ia memperkirakan cukup memenuhi bahan baku pembangkit listrik untuk kapasitas daya 30 Megawatt (MW). ‘’Dengan ketersediaan bahan baku sampah limbah pabrik, Mukomuko memiliki potensi investasi di bidang pembangkit listrik. Kita optimis, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dapat dikembangkan di daerah ini,’’ imbuhnya.
Potensi Investasi Listrik Biomassa Dilirik
Baru-baru ini, Pemkab Mukomuko kedatangan tamu dari PT. Waskita Karya Infrastruktur, anak perusahaan BUMN PT. Waskita Karya Perseror (Tbk). Disampaikan bupati, salah satu tujuan dari kunjungan itu meninjau potensi bahan baku PLTBm di daerah ini. ‘’Ya, kawan-kawan dari Waskita Infrastruktur menanam minat dan tertarik setelah meninjau langsung sampah sisa pengolahan pabrik. Dan menjadi ini salah satu bagian target investasi yang mereka rencanakan di daerah ini,’’ ujarnya. Yang menjadi kendala, Kabupaten Mukomuko belum masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. Sesuai rencananya, pihaknya akan mengatur jadwal bersama Waskita Karya Infrastruktur untuk membicarakan persoalan ini dengan PT.PLN Subagsel. ‘’Hasil survei ini nanti, juga akan kami bicarakan dengan petinggi PLN. Dalam hal ini pimpinan PLN Sumatera Bagian Selatan, terutama terkait RUPTL. Mudah-mudahan setelah Mukomuko masuk dalam RUPTL, rencana investasi bidang kelistrikan biomassa ini dapat dilanjutkan ketingkat kajian teknis maupun non teknis pra investasi,’’ terangnya. Secara teknis dan amunisi bahan baku, sangat cukup. Persediaan bahan baku di Kabupaten Mukomuko bisa untuk menutupi bahan baku 30 mega watt. Tetapi untuk tahap awal, kita akan mencoba dulu diantara 6 sampai 12 mega watt. ‘’Walaupun dari kapasitas sampah yang ada mencukupi untuk 30 mega watt, kita mencoba dulu antara 6 sampai 12 mega,’’ terangnya. Bupati juga menyampaikan bahwa teknologi listrik biomassa ini telah beroperasi di Kalimantan sejak beberapa tahun terakhir. Hasilnya, cukup berjalan baik. ‘’Sebagai pembelajaran, nanti kita juga akan mengajak pihak Waskita berkunjung langsung ke Kalimantan yang telah berhasil mengoperasikan teknologi pembangkit listrik biomassa,’’ demikian bupati. (nek)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: