Miliki 2.465 RS, Belanja Kesehatan Indonesia ”Terhemat” se Asia
Webinar Bersama Menko Marves dan Dahlan Iskan
MUKOMUKO – Di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah berdiri 2.465 unit Rumah Sakit (RS), 51.398 tenaga dokter dan 29.613 dokter spesialis. Keberadaan RS ini tersebar di 34 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota. Untuk mewujudkan visi misi pemerintah, memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada 260 juta jiwa penduduk Indonesia. Dari sejumlah rumah sakit tersebut, 64 persen diantaranya merupakan rumah sakit milik swasta, dengan sistem manajemen dan pengelolaannya 92 persen tidak terikat atau tanpa campur tangan pemerintah. Hal ini terungkap dalam webinar zoom meeting WSM Group bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (10/01/2022). Dari ruang kerjanya di Jalan H. Tamrin Jakarta Pusat, Menko Marves Luhut dibantu Deputy Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto dan Staf khusus Menko Maves M. Firman Hidayat, menjelaskan secara detail terkait transformasi ekonomi Indonesia. Dihadapan moderator webinar, Komisaris Utama PT. WSM Dahlan Iskan, Menko Marves memaparkan bahwa dari 2.465 rumah sakit yang ada di Indonesia, didominasi rumah sakit swasta dengan proporsi sebesar 64 persen. Dari 64 persen rumah sakit swasta ini, 92 persen berstatus unchained dan hanya 8 persen chained (terintegrasi) dengan pemerintah. Kemudian, 28 persen local government (milik daerah) dan 9 persen central government (pemerintah pusat). Dari sisi sebaran, rumah sakit terbanyak berada di pulau Jawa. Di Pulau Jawa terdapat 1.276 unit rumah sakit. Tak kalah penting, tenaga dokter spesialis sebarannya masih terpusat di Pulau Jawa dengan 18.328 orang dan 27.307 dokter umum. ‘’Dari sejumlah rumah sakit dan tenaga dokter di Indonesia, terbanyak masih terpusat di Pulau Jawa. Secara garis besar, rumah sakit di Indonesia 64 persennya milik swasta,’’ ungkap Menko Marves. Belanja Kesehatan Indonesia Terendah se Asia Berkaitan dengan tanggungan negara dalam pembiayaan dan anggaran bidang kesehatan. Indonesia merupakan yang terendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Dijelaskan Menko Marves, belanja layanan kesehatan di Indonesia hanya diangka 2,9 persen. Jauh lebih rendah di bandingkan Jepang yang mengalokasikan anggaran 11,1 persen, Korea 8,0 persen. ‘’Dengan jumlah yang terendah di Asia, sistem layanan kesehatan Indonesia memiliki banyak ruang untuk berkembang,’’ sampainya. Selain itu, juga dijelaskan bahwa pemerintah turut meningkatkan total belanja kesehatan dari tahun ke tahun untuk program jaminan sosial, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Di tahun 2021, terdapat ribuan kasus dari dari 8 kasus katastrofe yang ditangani rumah sakit melalui klaim BPJS. Rinciannya, penderita jantung sebanyak 13.041, dengan klaim BPJS Rp 10,3 T, kanker 2. 452 kalim Rp 3,5 T. Menyusul stroke 2.127 kalim BPJS Rp 2,5 T, gagal ginjal 1.763 klaim BPJS Rp 2,3 T. Kemudian Thalassemia 225 kasus dengan klaim Rp 0,5 T, leukemia 134 kasus Rp 0,3 T dan cirrhosis hepatis 186 kasus Rp 0,3 T. (nek)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: